Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Alih-alih meningkatkan keselamatan , pabrikan pun berupaya menciptakan fitur yang bisa memudahkan pengendara. Tak cuma bekerja secara pasif, fitur-fitur ini pun bisa berfungsi secara aktif dan bisa mengomandoi manusia di balik kemudi.
ADVERTISEMENT
Contohnya ketika mundur, kini kita tak perlu susah-susah untuk memperhatikan lingkungan sekitar lewat kaca spion. Lewat fungsi kamera dengan proyeksi gambar 360 derajat, pengendara pun dapat dengan mudah ber-manuver ketika hendak parkir atau melewati jalan yang sempit.
Meski memberikan dampak positif, kehadiran fitur seperti ini ternyata juga memberikan dampak negatif.
Menurut Badan Keselamatan Jalan Raya Amerika Serikat atau National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA), seperti dikutip dari Autoblog, fitur-fitur itu membuat “banyak pengemudi tidak menyadari adanya keterbatasan dari teknologi bantuan pengemudi”.
Gawatnya, berdasarkan data NHTSA, 1 dari 5 pengemudi justru mengalami kecelakaan atau nyaris celaka karena mengandalkan fitur bantuan mengemudi.
Training Director dari Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, mengatakan bahwa mengemudi dengan bantuan fitur keselamatan itu memang sangat membantu.
ADVERTISEMENT
“Tapi fitur tersebut (bisa) bermata dua. Sering pengemudi terbuai dengan fungsi dari fitur-fitur itu dan akhirnya dia mengurangi kewaspadaan saat mengemudi,” kata Jusri saat dihubungi kumparan.
Mengurangi kemampuan mengemudi
Lebih lanjut, Jusri menuturkan bahwa adanya fitur -fitur tersebut justru bisa menurunkan kemampuan mengemudi seseorang. Sebagaimana kita tahu, kelihaian kita mengemudi merupakan hasil dari pengalaman. Artinya, bila kita sekarang dimudahkan dengan adanya fitur, insting mengemudi pun lambat laun akan hilang.
"Kita ambil contoh saja fitur parkir otomatis, memang hasil parkirnya akan bagus. Akan tetapi kalau ditanya apakah fitur ini jika digunakan terus menerus akan mengurangi nilai keterampilan berkendaranya? pasti. Ketika orang tersebut membawa mobil yang tidak memiliki fitur tersebut, babak belur dia. Karena kemampuan sense of precision-nya pasti akan jauh berkurang," jelas Jusri.
ADVERTISEMENT
Jusri menyarankan pengemudi yang menggunakan mobil dengan fitur-fitur asisten berkendara tetap beranggapan bahwa itu hanyalah sebagai alat bantu saja. Sehingga, dalam kondisi apapun fitur-fitur tersebut adalah prioritas kedua.
Maka, prioritas utama pengemudi adalah sebaiknya tetap melakukan hal-hal tersebut secara manual, dan tidak terlalu mengandalkan fitur bantuan mengemudi tersebut.
"Misal saat ingin pindah jalur dan jangan terlalu mengandalkan fitur blind spot warning, sebaiknya tetap cek kaca spion dan selanjutnya menoleh untuk memastikan area blind spot kita aman. Jangan sampai tidak menoleh. Atau juga saat mundur, sebaiknya tetap kita mengecek kaca spion bahkan jika perlu putar kepala kita untuk memastikan sisi belakang sudah aman atau tidak," ujar Jusri