Fitur Tutup Pintu Otomatis BMW X5 Hilangkan Jari Pemiliknya

27 Maret 2018 19:00 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Boetang mendemonstrasikan kejadiannya (Foto: dok. New York Post)
zoom-in-whitePerbesar
Boetang mendemonstrasikan kejadiannya (Foto: dok. New York Post)
ADVERTISEMENT
Memiliki satu unit mobil mewah yang dilengkapi dengan segudang fitur canggih nan lengkap pastinya menjadi mimpi semua orang. Namun, apa jadinya kalau fitur itu malah berakibat celaka?
ADVERTISEMENT
Hal tersebut dialami oleh seoran pria asal Long Island, Amerika Serikat yang tertimpa sial dari kendaraan mewahnya, BMW X5 yang dia beli dengan harga 70 ribu dolar Amerika atau sekitar Rp 948 juta.
Pria asal Negeri Paman Sam tersebut bernama Godwin Boateng. Ia kehilangan jempol kanannya karena salah satu fitur canggih yang diunggulkan BMW, Soft Closing Automatic Doors (SCAD).
Mengulik sedikit kronologinya, pada saat itu Boateng ingin pergi bersama teman-temanya, sambil menunggu ia berdiri di luar mobilnya dengan posisi bersandar di pintu pengemudi. Sesaat, fitur SCAD langsung bekerja dan mendorong pintu mobil untuk tertutup. Nahasnya, tangan kanan Boateng yang menjadi poros dia bersandar diletakan di pinggir daun pintu, sehingga jempol tangan kanannya tersangkut dan ikut tertutup bersama pintu.
ADVERTISEMENT
“Dengan pintu depan pengemudi kira-kira satu-kaki terbuka, sensor SCAD mengaktifkan motor listrik, yang menarik pintu pengemudi dengan kuat, dan sangat tidak lembut (secara langsung disebutkan not 'so softly' yang menyindir nama fitur ini), sontak langsung membentak daging, saraf, pembuluh darah, otot dan struktur tulang ibu jari kanan Boateng, ” papar pengacara Boetang, Avi Cohen.
Dampaknya ibu jari di tangan kanan Boetang tidak bisa diselamatkan lagi.
BMW X5 (Foto: dok. Wikimedia Commons)
zoom-in-whitePerbesar
BMW X5 (Foto: dok. Wikimedia Commons)
Mengutip autoevolution, Cohen memaparkan seharusnya pintu mobil kelas atas ini tidak bekerja layaknya guillotine yang bisa memutuskan anggota tubuh seseorang.
“Seperti ada yang salah, entah pada desainnya atau sistemnya,” paparnya dalam persidangan.
Menurut pengakuan Boetang, atas kejadian mengenaskan tersebut, ia telah melakukan operasi sebanyak dua kali, dan hingga kini tangannya masih bengkak dan terasa sangat sensitif.
ADVERTISEMENT
“Dulu saya sangat bersemangat untuk memiliki mobil ini, karena menurut saya fitur SCAD ini adalah fitur yang sangat keren yang bisa membuka-tutup pintu scara otomatis. Tidak pernah terlintas dalam pikiran saya, bahwa ini akan merusak salah satu dari anggota tubuh saya,” ujar Boetang penuh penyesalan.
Sejauh ini, pihak pengacara dari pabrikan Jerman itu belum melontarkan komentar apapun terkait tragedi nahas ini.