Fokus EV, Mitsubishi Pilih Pakai Platform Nissan Ketimbang Bikin Baru

23 September 2021 10:18 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mitsubishi Xpander Rockford Fosgate. Foto: Muhammad Ikbal/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mitsubishi Xpander Rockford Fosgate. Foto: Muhammad Ikbal/kumparan
ADVERTISEMENT
Mitsubishi Motors berencana menghentikan pengembangan platform mobil baru mereka -khususnya mobil konvensional, buat yang dipasarkan di Jepang mulai 2026.
ADVERTISEMENT
Tiga berlian akan memanfaatkan kekuatan aliansi, dengan menggunakan platform dari rekannya Nissan, ini seperti dikutip dari Nikkei.
Mereka akan mengalihkan investasi penelitian dan pengembangannya ke kendaraan listrik (EV) dan teknologi lainnya. Ini jadi satu pertanda, perombakan besar-besaran di industri ini, membutuhkan investasi yang besar.
Rencana tersebut menunjukkan betapa sulitnya bagi pembuat mobil di level menengah, untuk melakukan pengembangan kendaraan secara mandiri, karena biayanya besar.
Nissan dan Mitsubishi akan jual mobil listrik murah Rp 200 jutaan. Foto: Nikkei
Mitsubishi akan menjadi produsen mobil pertama Jepang, yang menghentikan pengembangan platform mobil penumpang yang dijual di Jepang.
Diketahui, platform merupakan komponen dasar mobil. Fungsinya sebagai dasar untuk mesin, interior dan eksterior. Pengembangan satu platform saja, ongkosnya bisa ratusan juta dolar AS atau setengah dari biaya pengembangan mobil baru.
ADVERTISEMENT
Nah alasan ini, beberapa model bahkan lintas merek, sering berbagi platform yang sama.

2 platform untuk Asia Tenggara

Mitsubishi memiliki delapan platform per Maret 2021. Selanjutnya mereka akan mengurangi menjadi empat saja pada Maret 2026.
Mitsubishi Pajero Sport di IIMS Hybrid 2021. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Lalu mereka berharap dapat mengembangkan dua sendiri untuk Asia Tenggara, yang merupakan pasar inti Mitsubishi. Sementara dua platform sisanya, akan dikembangkan bersama dengan Nissan.
Mereka sebenarnya sudah menderita kerugian selama dua tahun fiskal terakhir, dan menghentikan produksi model yang tidak menguntungkan, termasuk sedan pada 2016 dan SUV Pajero pada Juli.
Perusahaan memiliki anggaran R&D sebesar 99 miliar yen atau Rp 12,8 triliun untuk tahun fiskal yang berakhir Maret 2022. Angka ini lebih rendah 30 persen dari jumlah rekor tertinggi untuk fiskal 2019.
ADVERTISEMENT