Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.8
29 Ramadhan 1446 HSabtu, 29 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Fuso: Kompetisi Kendaraan Niaga Indonesia Ketat, Ada Merek China Tak Terlihat
26 Maret 2025 4:30 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Apalagi Sales & Marketing Director PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) Aji Jaya mengatakan, situasi pasar tahun 2024 lalu dinilainya cukup berat, lantaran banyaknya agenda politik hingga penyesuaian regulasi lembaga pembiayaan.
"Ini mengakibatkan penjualan kendaraan komersil mengalami penurunan 15 persen dibanding 2023, dari 84.957 unit turun menjadi 72.703 unit," buka Aji saat acara buka bersama dengan awak media di Jakarta belum lama ini.
Itu masih ditambah, kedatangan beberapa merek asal China yang membawa produknya ke Indonesia. Aji bilang, sebagian besar aktivitas distribusi truk yang diimpor utuh itu tidak terlihat data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo).
"Jadi sebenarnya sampai saat ini kita susah mengukurnya, kenapa? Kita biasanya melihat data (penjualan) itu kan dari Gaikindo, sayangnya sampai saat ini banyak brand saingan tadi itu yang belum menjadi anggota Gaikindo," imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks merek China di segmen kendaraan niaga, sampai saat ini hanya merek FAW Group Co., Ltd. yang menjadi anggota resmi Gaikindo. Makanya, data penjualannya dapat mudah diakses publik, tahun lalu mereka menjual retail sebanyak 847 unit.
"Otomatis kita susah melihat datanya, tapi sampai Februari kemarin beberapa sudah ada yang menjadi anggota. Itu baru bisa kita ukur, tetapi yang menyulitkan kita itu kalau pesaing kita tidak terlihat, ada tetapi tidak terlihat berapa banyaknya dan sebagainya," kata Aji lagi.
Berbeda dengan merek Negeri Tirai Bambu lainnya, menilik laman resmi Badan Pusat Statistik Ekspor Impor tahun 2024, terlihat kode HS 87042369.
Ini merujuk pada kelompok kendaraan bermotor selain pendingin, pengumpul sampah, tanker, lapis baja, hooklift, dumper untuk pengangkutan barang hanya dengan mesin diesel atau semi diesel GVW (Gross Vehicle Weight) kurang dari 24 ton, dan kurang dari sama dengan 45 ton dan bukan CKD (Completely Knocked Down).
Ditelusuri lebih lanjut, kode tersebut merupakan nomenklatur dari Harmonized System yang di dalamnya dijelaskan telah memuat truk impor dari China. Selanjutnya, unit-unit tersebut dikirim ke fasilitas produksi nikel di Morowali, Weda, Pulau Obi.
ADVERTISEMENT
Di industri pertambangan (mining), produsen asal China lainnya yaitu Shacman sudah lama menancapkan bisnisnya di dalam negeri sejak tahun 2016. Dikutip Antara, penjualan truknya sebagian besar untuk operasional angkut hasil bumi nusantara.
“Keduanya (X3000 8x4 AMT & F3000 6x4) merupakan produk-produk utama Motor Sights di pertambangan saat ini, terutama pada tambang nikel di Morowali (Sulawesi Tenggara) dan Halmahera (Maluku Utara) milik mitra utama Motor Sights, yaitu Tsingshan Group,” jelas General Manager PT Motor Sights Internasional, Mohammad Rosyid Setiadi kepada Antara di Jakarta.
Disebutkan sampai dengan September 2023, Shacman sudah berhasil menjual 5.000 unit produknya di Indonesia. Menjadikannya merek yang sangat populer di kalangan industri tambang Tanah Air selama lima tahun berturut-turut.
ADVERTISEMENT
"Tentunya persaingan menjadi lebih ketat, mungkin kalau tadinya cuma 5 sampai 6 brand kini bisa 8 hingga 10 merek berbeda. Walaupun ada pesaing baru sebenarnya kami dari Fuso tetap percaya diri dengan apa yang kami miliki," terang Aji.
"Karena kendaraan komersial ini sejarahnya konsumen sangat melihat pelayanan purna jual dan itu yang sudah kami miliki selama 54 tahun. Sedangkan mereka mungkin baru jualan, namun layanan after sales belum, mungkin mereka sudah pasti siapkan, hanya saja belum sebanyak dan lengkap seperti kami," pungkasnya.