Gaikindo Dorong Pemerintah Kasih Potongan PPnBM Mobil Rakitan Lokal

21 April 2025 5:30 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Gaikindo, Yohanes Nangoi. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Gaikindo, Yohanes Nangoi. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Yohanes Nangoi masih meyakini pasar otomotif tahun ini akan mampu menyerap kendaraan baru dengan baik. Targetnya disebut tak muluk-muluk yakni sebanyak 900 ribu unit.
ADVERTISEMENT
Ini menimbang banyak faktor yang sudah atau sedang terjadi dari awal tahun 2025. Misalnya kondisi geopolitik di beberapa negara yang mempengaruhi permintaan kendaraan ekspor, gangguan fiskal, hingga masalah daya beli masyarakat.
"Target, terus terang saja saya masih menangkap 900 ribu (unit). Kita yakin bahwa kendaraan-kendaraan baru akan keluar banyak, tetapi kalau saya lihat first quarter indikasi ke arah sananya belum terlalu jelas karena banyak sekali gangguan-gangguan," buka Nangoi ditemui di Jakarta belum lama ini.
Laporan asosiasi, pada periode Januari-Maret 2025 terjadi penurunan penjualan secara wholesales (pabrik ke diler) dengan catatan 205.160 unit atau turun 4,7 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebanyak 215.250 unit.
Pada gelaran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) Semarang 2024 Wuling perkenalkan Air EV Long Range. Foto: Fitra Andrianto/kumparan
Pun distribusi retail (langsung ke konsumen) yang merekam sebanyak 210.483 unit yang terjual alias alami koreksi 8,9 persen bila dibandingkan dengan periode serupa pada tahun lalu. Secara year on year, penjualan pada Maret 2025 turut mengalami penurunan.
ADVERTISEMENT
Wholesales bulan lalu sebanyak 70.892 unit, minus 5,1 persen pada Maret 2024 sebanyak 74.720 unit, sementara penjualan ritel turun 6,8 persen dari 82.170 (Maret 2024) menjadi 76.582 di Maret 2025. Nangoi berharap ada perbaikan saat masuk pertengahan tahun 2025.
“Tahun 2025 sampai dengan first quarter kita turun sampai sekitar 4,8 persen, kita enggak terlalu muluk-muluk. Kalau kita bisa mengulangi sukses 2024 sudah luar biasa karena terus terang market-nya agak sedikit berat," imbuhnya.
Belum lagi, dirinya turut menyoroti nilai tukar mata uang dolar Amerika Serikat terhadap rupiah yang hampir tembus Rp 17 ribu. Nangoi khawatir hal tersebut dapat membuat harga mobil baru melejit naik dan menambah beban di tengah daya beli yang lemah.
ADVERTISEMENT
"Daya beli masyarakat dan minat beli belum ada. Dunia memang lagi susah, dunia lagi tidak baik-baik saja. Makanya orang mau belanja memang lagi ditekan, uang ada. Ya (lebih menyimpan uang),” tukasnya.

Gaikindo berharap ada insentif tambahan untuk kendaraan baru

Suasana booth Suzuki di GIIAS 2024. Foto: dok. SIS
Di sela keresahan itu, Nangoi menyempatkan apresiasi segala bentuk dukungan pemerintah untuk industri otomotif nasional berupa pemberian insentif. Ia berharap program bantuan itu dapat ditambah ke depannya.
Terbaru, pemerintah mengeluarkan kebijakan insentif untuk kendaraan hibrida yakni potongan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang ditanggung pemerintah atau PPnBM DTP sebesar 3 persen diberikan atas penyerahan barang kena pajak yang tergolong mewah berupa LCEV (Low Carbon Emission Vehicle) tertentu.
“Jadi pertama kami ucapkan dulu terima kasih ke pemerintah, lebih dari setahun kita kerjakan insentif untuk hybrid, akhirnya dikeluarkan insentif khusus untuk hybrid. Turun jadi 3 persen itu menolong banyak, sehingga perkembangan motor hybrid juga cukup baik,” katanya.
ADVERTISEMENT
“Apakah insentif untuk hybrid menolong? Jawabannya adalah kalau orang dikasih sesuatu pasti jawabannya belum puas, mintanya lebih terus. Kalau ditanya apakah kita sudah puas, jawabannya belum karena sebetulnya kita harus lebih banyak lagi mendapatkan insentif," ucap Nangoi.
Penyelenggaraan GIIAS 2024 di ICE, BSD City, Tangerang. Foto: dok. Seven Event
Nangoi pun meminta pemerintah dapat mengkaji ulang mengenai aturan kewajiban tersebut. Sebab, dirinya menilai tidak semua jenis kendaraan bisa dikategorikan barang mewah, terutama untuk mobil yang sudah diproduksi lokal dan paling banyak dibeli di Tanah Air.
"PPnBM kita sebenarnya ingin kalau bisa diturunkan lagi. Kan yang namanya pajak barang mewah, sementara yang namanya mobil sendiri sudah tidak relevan kalau disebut mewah. Kecuali mobil-mobil yang beneran mewah, ya. Tapi kalau mobil-mobil yang dipakai rakyat banyak harusnya jangan kena," sambung dia.
ADVERTISEMENT
Nangoi menambahkan, tujuan awal ditetapkannya aturan PPnBM untuk kendaraan bermotor agar memperlambat konsumsi dan penyerapan barang mewah yang dinilai tidak produktif untuk masyarakat.
"Karena setahu saya seyogyanya PPnBM dikenakan untuk mem-bumper supaya masyarakat tidak berbondong-bondong menghabiskan duitnya membeli kendaraan atau tidak membeli barang tersebut. Ini tujuan PPnBM supaya menghambat orang berbondong-bondong beli,” terangnya.
Dirinya menilai, kendaraan bermotor kini sudah mengalami perubahan status dengan yang tadinya dianggap sebagai barang mewah, berubah menjadi salah satu kebutuhan dasar untuk sebagian besar masyarakat.
“Padahal sekarang dengan beli kendaraan yang menjadi suatu alat kebutuhan yang normal itu membantu industri dalam negeri. Kita ingin potongan lebih dalam lagi PPnBM untuk kendaraan yang dihasilkan di Indonesia,” pungkas Nangoi.
ADVERTISEMENT
***
kumparan New Energy Vehicle Summit 2025 akan digelar pada Selasa, 6 Mei 2025, di MGP Space, SCBD Park.
Forum diskusi ini menghadirkan para pemangku kepentingan, termasuk pemimpin industri, profesional, dan perwakilan pemerintah, untuk berdiskusi serta berbagi wawasan mengenai masa depan industri otomotif berkelanjutan.
Daftar sekarang di: kum.pr/nev2025.