Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
ADVERTISEMENT

Lahirnya motor listrik Gesits, menunjukkan bahwa Indonesia mampu mengambil tempat di industri otomotif nasional.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Gesits yang lahir dari kemitraan ITS Surabaya dan Garansindo menjadi contoh bagaimana hasil pengembangan di universitas bisa dibawa ke industri. ITS Surabaya, tempat lahirnya si Gesits, menjadi salah satu anggota konsorsium yang fokus dalam pengembangan kendaraan listrik selain Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gajah Mada (UGM), dan Universitas Negeri Surakarta (UNS).
Produksi Gesits juga didukung Universitas Gajah Mada (UGM) untuk menangani recycle baterai, baterainya sendiri ditangani oleh Universitas Negeri Surakarta (UNS), dan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk menyuplai smartphone yang digunakan sebagai instrumen panel Gesits.
Motor listrik Gesits telah sukses menjalani uji jalan pertama sejauh 1.400 kilometer dari Jakarta menuju Bali pada 7-12 November 2016 lalu. Kini, motor yang dipatok dengan harga kurang dari Rp 20 juta, sudah dipesan sekitar 25 ribu unit. Uji jalan selanjutnya akan dilaksanakan sejauh 60.000 kilometer pada September-Oktober 2017.
ADVERTISEMENT
Motor listrik ini diharapkan mulai dipasarkan pada 2018.
Perjalanan Gesits memang masih panjang. Sebab, perlu ada pasar yang jelas agar motor listrik garapan anak bangsa itu bisa kompetitif di pasaran. Di sinilah peran pemerintah diharapkan seperti diungkapkan oleh Agus Purwadi, Ketua Tim Mobil Listrik Institut Teknologi Bandung (ITB) kepada kumparan (kumparan.com) pada Kamis (30/3).
"Masalahnya bisa tidak pasarnya diciptakan sekaligus dilindungi, artinya fasilitas regulasi dari pemerintah terhadap merek lokal," papar Agus.
Berikut kisah perjalanan motor listrik Gesits, karya kebanggaan anak bangsa.
