Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Giliran Toyota Agya dan Calya Dites Pakai Bioetanol E10
23 November 2024 9:09 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Uji coba ini sejalan dengan langkah pemerintah dalam Net Zero Emission (NZE) Roadmap. Tujuannya untuk mempelajari seberapa efektif energi alternatif dapat mereduksi emisi kendaraan bermotor lewat Use Case Collaboration.
President Director PT Toyota-Astra Motor (TAM), Hiroyuki Ueda mengungkapkan, uji coba tidak bisa dilakukan sendiri, sehingga Toyota menggandeng beberapa pihak terkait.
“Usaha mencapai netralitas karbon tidak dapat Toyota lakukan sendiri, tapi butuh kerja sama dengan key stake holder. Kolaborasi kali ini dengan Pertamina Patra Niaga serta TRAC, kami lakukan untuk mempelajari penggunaan campuran bahan bakar alternative yaitu bioetanol E10 dalam mobilitas sehari-hari customer Indonesia khususnya di Jawa Timur,” jelas Hiroyuki Ueda.
Lewat kolaborasi ini, Toyota menyiapkan berbagai jenis kendaraan dan multi technology vehicle mulai dari ICE (Internal Combustion Engine), Hybrid EV dan Plug-In Hybrid EV. Toyota menyiapkan 50 unit mobil seperti Kijang Innova Zenix Hybrid EV, Avanza, Calya, dan Agya.
ADVERTISEMENT
Vice President Director PT TAM, Henry Tanoto menjelaskan, kesamaan tujuan untuk mencapai netralitas karbon di masa transisi energi menginspirasi Toyota, Pertamina Patra Niaga, dan TRAC untuk berkolaborasi.
“Dengan rekam jejak ketiga perusahaan yang berpengalaman di bidangnya masing-masing, sinergi ini diharapkan dapat memastikan upaya menuju NZE 2060 berada di jalur yang tepat sehingga dapat mengajak lebih banyak masyarakat untuk berkontribusi,” jelas Henry.
Lalu, Pertamina Patra Niaga secara khusus menyiapkan bahan bakar alternatif yakni Bioetanol E10. Sementara TRAC akan mengoperasikan kendaraan tersebut untuk kebutuhan bisnis rental kendaraan yang terhubung dengan teknologi terintegrasi AstraFMS (Astra Fleet Management System) guna memantau kondisi kendaraan dan efisiensi bahan bakar.
Nantinya, bahan bakar alternatif bioetanol E10 dalam mobilitas sehari-hari customer Indonesia khususnya di Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, dalam mendukung transisi energi hijau, Pertamina Patra Niaga sudah mengembangkan bioetanol sebagai bahan baku alternatif di Indonesia.
Setelah di tahun 2023 menghadirkan Pertamax Green 95 dengan bauran bioetanol 5 persen atau E5. Pada kolaborasi ini Pertamina Patra Niaga meningkatkan bauran produk menjadi E10 atau bauran bioetanol 10 persen yang diharapkan menghasilkan pembakaran yang lebih bersih.
"Berkolaborasi secara holistik dengan produsen kendaraan dan penyedia layanan mobil merupakan langkah besar untuk menghadirkan ekosistem biofuel di Indonesia,” jelas Riva Siahaan, Direktur Utama Pertamina Patra Niaga.
“Kami percaya bahwa langkah ini tidak hanya akan mendorong pengurangan emisi gas rumah kaca dan mendorong percepatan target Net Zero Emission 2060, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian negara, membuka peluang kerja baru, serta meningkatkan kesejahteraan petani lokal yang terlibat dalam rantai pasokan bioetanol," tuntasnya.
ADVERTISEMENT