Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.87.1
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Oke, selama kunjungan di Negeri Sakura, kami hanya berada di kawasan area Tokyo, Saitama, dan Kawaguchi. Untuk ukuran kota besar, kami tak banyak menjumpai SPBU di daerah tersebut.
Namun, sekali kami melihat SPBU, nama Eneos yang paling sering muncul. Salah satunya yang terletak di kawasan Kawaguchi, pada papan informasi ada tiga produk yang ditawarkan yakni Regular (レギュラー), High Octane (ハイオク), dan Light Oil (軽油).
Jenis Regular dijual 175 Yen untuk satu liternya atau berkisar Rp 18 ribuan, lalu High Octane 186 Yen atau kisaran Rp 19 ribuan per liter. Terakhir Light Oil dengan banderol 152 Yen atau berkisar Rp 16 ribuan untuk setiap satu liternya.
“SPBU di Jepang umumnya terbagi menjadi dua layanan ada yang full service dan self-service, biasanya dibedakan 2 sampai 3 Yen (berkisar Rp 200-300),” ujar pemandu tur, Al Giffari selama di sana.
ADVERTISEMENT
Kalau mau dibandingkan, harga BBM non-subsidi Pertamina di wilayah DKI Jakarta Rp 13.400 per liter. Sementara Pertamax Turbo (RON 98) Rp 15.500 per liter, dan Pertamax Green 95 Rp 15.000 per liter.
Sedangkan Shell Super (RON 92) di DKI Jakarta Rp 14.360 per liter dan Shell V-Power (RON 98) Rp 15.590 per liter. BP-AKR dengan produknya BP Ultimate (RON 95) seharga Rp 16.270 per liter, dan BP 92 dijual Rp 14.360 per liter.
Secara umum, harga BBM di Jepang masih lebih mahal dibandingkan dengan Indonesia. Rata-rata di atas Rp 16 ribuan untuk setiap liternya alias hampir setara dengan produk BBM RON 95 ke atas di dalam negeri.
“Kalau di sini (kota besar) jarang ada SPBU karena rata-rata mobil sekarang itu irit, terus masyarakat di sini juga jarang pakai mobil sebenarnya. Biasanya kalau jarak jauh saja,” jelas Al.
ADVERTISEMENT
***