Harganya Rp 50 Juta, Kenali Penyakit Umum Suzuki Aerio Bekas

4 Februari 2021 5:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suzuki Aerio. dok. Wikimedia
zoom-in-whitePerbesar
Suzuki Aerio. dok. Wikimedia
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bicara mobil bekas, jangan lupakan Suzuki Aerio. Hatchback yang mewarnai jalanan Indonesia sejak 2002 hingga 2006 silam lalu rupanya punya banderol murah sekarang.
ADVERTISEMENT
Mengacu beberapa platform jual beli mobil bekas, harganya menggiurkan rata-rata Rp 50 jutaan tergantung kondisi dan tipenya. Ada dua model Suzuki Aerio yang ada, 2002 hingga 2003 merupakan generasi awal, kemudian di atas itu penerusnya yang menggunakan body kit.
Suzuki Aerio. dok. Wikimedia
Suzuki Aerio hadir guna mewarisi daur hidup hatchback Suzuki yang sebelumnya dihuni oleh Forsa. Dulu Aerio populer, karena belum banyak kompetitornya, dikenal irit bensin, dan punya fitur rem ABS (Anti-lock Braking System) dan EBD (Electronic Brake-force Distribution).
Tertarik meminangnya sebagai obat rindu, atau karena modelnya longlasting dan masih cocok dipakai pada 2021 ini?
Namun sebelum membelinya, kenali dulu penyakit umum yang sering ditemukan pada Suzuki Aerio bekas. Berikut penjelasannya dari Wahri, penggawa Ari Motor, bengkel spesialis Suzuki di Tangerang Selatan.
Suzuki Aerio. dok. hamariweb

Radiator Suzuki Aerio gampang overheat

Buka Wahri, Suzuki Aerio yang punya umur lebih dari satu dekade, tentunya punya penyakit umum berupa sistem pendinginan mesin yang sering bermasalah.
ADVERTISEMENT
"Karena tua ya, sebenarnya seperti Grand Vitara. Kalau sudah overheat, itu cylinder head-nya bisa melengkung, atau enggak radiatornya retak," jelasnya kepada kumparan, Rabu (3/2).
Suzuki Aerio. dok. favcars
Penyebabnya karena komponen yang sudah uzur, bisa jadi cairan pendingin yang tidak sesuai spesifikasi, sehingga timbul korosi pada sistem radiatornya.
Solusinya jelas Wahri, pada saat inspeksi mobil periksa bagian radiatornya, upayakan pilih yang tidak memiliki keretakan. Lalu sentuh untuk memastikan radiator tidak pernah ditambal. Tak cuma itu, pastikan juga selang dalam kondisi baik dalam artian tidak memiliki keretakan.
Apabila terlanjur maka satu-satunya jalan keluar langsung ganti radiator, banderolnya mulai Rp 750 hingga Rp 1,5 jutaan tergantung mereknya. Lalu biasakan pakai cairan coolant, bukan air biasa.
Ari Motor, bengkel spesialis Suzuki di pinggiran Jakarta. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan

Kaki-kaki Suzuki Aerio yang rentan rusak

Utamanya Aerio bertransmisi manual. Wahri sering mendapati konsumennya yang menggunakan Suzuki Aerio manual dan mengeluhkan timbul bunyi ketika belok.
Suzuki Aerio. dok. hamariweb
Setelah ditelusuri, ada kelainan pada as intermediate-nya. Penyebabnya bervariasi mulai dari gaya berkendara yang kasar, kurangnya perawatan, juga faktor pemakaian jangka panjang.
ADVERTISEMENT
Bila mendapati masalah ini, as intermediate bisa diperbaiki. Biasanya penggantian baut as yang rusak, bearing, seal ring, dan karet boot as roda (yang bentuknya pegas), supaya grease tidak tercemar debu, air atau kotoran lain.
Suzuki Aerio bekas. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Apabila menghendaki pergantian, maka siapkan dana sekitar Rp 500 hingga Rp 600 ribu untuk menebus komponen as intermediate Suzuki Aerio.

Arm balljoint yang oblak

Masih dari kaki-kaki, komponen ball joint Suzuki Aerio juga rentan mengalami oblak, gejala yang dirasakan adalah ketika melewati jalan rusak akan timbul suara benturan.
Suzuki Aerio. dok. tiptopglobe
Hal tersebut terjadi karena bantalan karet tidak berfungsi secara optimal. Makanya apabila sudah terlanjur beli dan menemui masalah tersebut, sebaiknya segera ganti dengan yang baru.
Harga komponen tersebut di pasaran mulai dari Rp 980 ribu hingga Rp 1,3 jutaan, tergantung pilihannya asli Suzuki atau kloningannya.
ADVERTISEMENT
"Kaki-kaki dominannya ball joint as roda manual itu agak rentan biasanya, kemudian as intermediate juga sering kena dan lagi-lagi manual, matik mah enggak. Jadi mending beli matik, mungkin ya. Saya pakai 5 tahun ini enggak ada masalah tuh," tutup Wahri.