Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
ADVERTISEMENT
Kelebihan yang ditawarkan motor matik adalah kemudahan pengoperasian. Hanya dengan menyalakan mesin dan puntir gas, praktis motor langsung melaju.
ADVERTISEMENT
Hanya saja saking mudahnya dikendarai, pengguna motor matik kerap mengabaikan perilaku serta anjuran yang dibenarkan, alhasil performa matik menurun dan boros bensin tentunya.
Perilaku-perilaku tersebut akhirnya menjadi kebiasaan yang dianggap wajar. Apa saja kesalahan pengendara motor matik tersebut? Berikut ulasan kumparan bersama Ahmad Kosasih, Service Advisor Honda Margo Mulyo Megah, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
1. Menahan Gas Sambil Menarik Tuas Rem
Pertama, Ahmad menjelaskan, saat macet pengendara motor matik sering menahan gas sambil menarik tuas rem. Perilaku tersebut jelas membuat kampas kopling cepat aus.
Karena kampas kopling akan berputar saat gas ditarik, sedangkan rumah kopling yang terhubung dengan ban belakang berhenti, sehingga menimbulkan gesekan yang besar serta panas yang diakibatkan dari gesekan tersebut.
ADVERTISEMENT
“Kalau pemakaiannya tepat, penggantian kampas kopling itu sesuai buku servis di 30.000 km. Tapi kalau sering menahan gas paling tidak di 18.000 km udah harus ganti,” katanya. Tambahnya lagi komponen tersebut cukup mahal dan harus ditebus seharga Rp 280 ribuan.
2. Pengendara Motor Matik Kerap Lalai Ganti Oli Gardan
Kemudian lalai ganti oli transmisi. Sesuai jadwal penggantian, pelumas ini wajib diganti saat pemakaian di kelipatan 8.000 km. Oli transmisi juga memiliki peran penting untuk melindungi gesekan (lubrikasi) serta menjaga kinerja komponen pada transmisi. Hanya saja, oli transmisi tidak mendapatkan panas saat bekerja, sehingga umurnya lebih panjang ketimbang oli mesin.
Ahmad menuturkan, apabila oli gardan tidak diganti, akan mengakibatkan rumah CVT berbunyi bising karena gesekan antar komponen transmisi.
ADVERTISEMENT
3. V-Belt Dibiarkan Kotor
Sama seperti rantai pada motor manual, V-belt yang dibiarkan kotor atau jarang sekali dibersihkan akan mengakibatkan kerak yang mengakibatkan umur pemakaian pendek atau cepat putus.
Menurut Ahmad, kerak yang ada pada komponen tersebut berasal dari debu jalanan ataupun oli yang yang merembes akibat seal yang bocor sehingga masuk ke rumah CVT yang akhirnya bercampur dengan debu.
Mudahnya kata Ahmad, apabila merasakan gejala getar, bensin boros, dan suara pada rumah CVT kasar, harus segera dibawa ke bengkel untuk dilakukan pengecekan.
Berdasarkan pengalamannya, apabila mendapati konsumen yang demikian, maka kocek yang dikeluarkan tidak sedikit. Padahal umur pemakaian V-belt ini mencapai 24.000 km atau dua tahun.
“Kalau sudah begitu, paling tidak siapkan Rp 800 ribu, rincinya Rp 650 ribu untuk paket penggantian keseluruhan komponen CVT, sedangkan sisanya untuk ganti busi, oli mesin, dan oli transmisi,” tutur Ahmad.
ADVERTISEMENT
4. Tidak Ganti Busi Maupun Filter Udara Saat Servis Rutin
Ahmad mengakui, umumnya konsumen yang melakukan perawatan rutin hanya meminta pembersihan mesin dan ganti oli tanpa menyertakan penggantian busi, juga filter udara yang tidak kalah penting dalam menjaga performa mesin.
Padahal busi dan filter udara yang bersih akan menjaga tarikan gas tetap ringan atau terhindar dari gejala brebet serta tarikan gas yang berat. Kedua komponen ini wajib diganti sesuai jadwal.
“Pada buku servis busi harus diganti pada pemakaian 8.000 km dan filter udara diganti saat 14.000 km atau kalau sudah terlihat kotor,” tambahnya.
Harga busi pun cukup terjangkau, kisaran Rp 15-20 ribu, sementara filter udara dibanderol kisaran Rp45-60 ribu tergantung model motornya.
ADVERTISEMENT
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona
PSSI resmi mengumumkan Patrick Kluivert sebagai pelatih baru timnas Indonesia, Rabu (8/1). Pelatih asal Belanda ini akan menjalani kontrak selama dua tahun, mulai 2025 hingga 2027, dengan opsi perpanjangan kontrak. Kluivert hadir menggantikan STY.
Updated 8 Januari 2025, 18:59 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini