Hindari, 4 Perilaku yang Bikin Mobil Matik Cepat Rusak

5 September 2022 18:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Detail Hyundai Stargazer. Foto: Sena Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Detail Hyundai Stargazer. Foto: Sena Pratama/kumparan
ADVERTISEMENT
Keuntungan menggunakan mobil matik adalah kemudahan operasionalnya. Sederhananya tinggal gas, mobil langsung jalan. Kemudian karena tanpa kopling, kaki kiri bisa diistirahatkan dan tidak mudah lelah.
ADVERTISEMENT
Benefit lain menurut Technical Service Division PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Bambang Supriyadi menyebut transmisi matik pada mobil memiliki usia pakai yang relatif panjang.
“Kalau dari yang saya alami, rata-rata pemakaian normal mobil matik itu dapat digunakan sampai 300 ribu kilometer atau 5 sampai 7 tahun,” buka Bambang ketika ditemui kumparan di Senayan, Jakarta belum lama ini.
Meski begitu, ia menjelaskan, tetap ada beberapa hal yang sebaiknya dihindari oleh pengguna ketika terbiasa membawa mobil dua pedal ini. Salah-salah, malah memperpendek usia transmisi tersebut. Apa saja itu?

Gaya berkendara

Posisi Mengemudi Honda Civic RS Sedan. Foto: Dok. Istimewa
Setiap orang memiliki gaya berkendara yang berbeda-beda, Bambang mengatakan gaya berkendara yang cenderung agresif sebaiknya patut dihindari. Misalnya sering deselerasi atau akselerasi mobil matik secara mendadak.
ADVERTISEMENT
“Misalnya rem mendadak atau sering rem tiba-tiba, saat proses mengerem itu, jika tekanan rem dari kaki kurang maka akan dibantu oleh engine brake. Tetapi apabila itu dilakukan secara sering bisa memperpendek usia transmisinya,” jelasnya.
Apabila itu menjadi suatu kebiasaan, maka beban kerja pada transmisi mobil matik semakin bertambah berat daripada yang seharusnya atau saat pemakaian normal.

Perawatan transmisi

Ilustrasi servis transmisi. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri/kumparanOTO
Karena penggunaannya yang relatif mudah, pemilik mobil acap kali mengabaikan perawatan pada sistem transmisi matik. Padahal perawatannya terbilang mudah.
“Ganti oli transmisi mobil matik itu rata-rata 80 ribu kilometer atau setiap dua tahun, jangan sampai telat ganti karena dapat menyebabkan sludge atau lumpur oli. Oli itu berfungsi sebagai lapisan film, sebagai pendingin, dan pembersih,” pungkas Bambang.
ADVERTISEMENT
Jadi apabila penggantian oli transmisi telat dan tidak sesuai dengan jadwal pada buku petunjuk, ketiga fungsi yang ada pada oli tersebut tidak akan bekerja dan terbentuk oli lumpur yang menyebabkan komponen transmisi jadi tersumbat, terganjal dan rusak.

Jarang pemeriksaan rutin secara mandiri

Ilustrasi wastegate di mesin mobil turbocharger. Foto: dok. Istimewa
Selanjutnya, Bambang menyarankan agar pemilik mobil matik rutin memeriksa bagian mesin atau transmisi apakah terdapat kebocoran atau rembes dari oli.
“Pengguna diharapkan aware, misalnya jika ada tetesan atau rembesan oli di garasi, maka itu bisa sebagai indikator ada sesuatu yang kurang beres pada sistem transmisi,” tukasnya.
Sebab, apabila terjadi rembes atau kebocoran oli dan pemilik membiarkannya, akan menyebabkan volume oli tidak sesuai dengan kapasitas yang disarankan pabrikan. Efeknya, komponen transmisi jadi tidak dapat terlumasi secara sempurna dan tentu saja usia transmisi mobil matik lebih singkat
ADVERTISEMENT

Cara derek mobil yang salah

Layanan towing mobil dari Tifa Towing Foto: dok. instagram.com/tifatowing
Mobil dengan transmisi matik bukan berarti terhindar dari potensi mogok, Bambang mengatakan pemilik mobil perlu menaruh perhatian ketika hendak memindahkan atau mobilnya yang sedang mogok.
“Kalau di-towing pakai yang jenis angkat, kalau pakai metode ditarik paling tidak roda yang jadi penggeraknya itu dalam posisi terangkat. Misalnya mobil matik penggerak depan, ya ban depan yang diangkat,” imbuhnya.
Ini dimaksudkan, untuk menghindari terjadinya gesekan antar komponen di dalam transmisi, yang dapat menyebabkan komponen menjadi aus dalam kondisi mesin mati.
“Ketika mesin tidak menyala, pelumasan dalam transmisi tidak berjalan karena pompa yang bertugas untuk membuat oli bersirkulasi tidak berfungsi. Terjadi friksi dan bisa membuat komponen hancur dan merembet ke komponen mobil matik lainnya,” beber Bambang.
ADVERTISEMENT
***