Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Kendaraan masa kini sudah banyak yang mengadopsi teknologi pendingin cairan menggunakan radiator . Sayangnya, cairan radiator sering dianggap sepele dan kerap dilupakan oleh pemiliknya.
ADVERTISEMENT
Padahal, kondisi cairan ini di tabung reservoir harus dipastikan tetap terisi sampai batas yang ditentukan. Bila kurang, tentu mesin kendaraan bisa mengalami masalah.
“Radiator kan menangkap panas dari mesin agar suhu kerjanya tetap sesuai dengan desain pabrikan. Tidak overheat istilahnya,” ungkap Product Manager PT Fuchs Lubricants Indonesia Reza Fadillah di Webinar MASPI ke-32 beberapa waktu lalu.
Lalu, apa yang harus dilakukan kalau volume cairan di reservoir berkurang dan tidak memiliki cairan radiator di jalan atau di rumah?
Menjawab ini Reza menganjurkan pemilik tidak mengisinya dengan air mineral atau air sumur, sebab hal itu justru bisa merusak komponen mesin.
“Bisa menggunakan air aki yang tutupnya warna biru karena itu merupakan air hasil distilasi atau suling. Ini kandungan mineralnya sudah enggak ada jadi bisa digunakan. Bisa juga menggunakan air AC yang sudah dibiarkan selama semalaman,” katanya.
Air mineral katanya menimbulkan deposit pada water jacket engine. Water jacket adalah ruang dimana cairan coolant bisa bersirkulasi di dalam mesin. Bentuknya sendiri mengelilingi silinder liner mesin.
ADVERTISEMENT
“Deposit mineral itu akan menyebabkan kavitasi yang bisa mengerosi silinder liner sehingga cairan coolant bisa bercampur dengan oli. Lama-lama, air radiator akan turun dan tercampur dengan oli karena silinder linernya sudah tererosi. Biaya perbaikan pun jadi mahal,” ujarnya.
Selain itu, air mineral juga bisa menimbulkan karat pada komponen radiator sebab tidak memiliki kandungan zat aditif yang mencegah karat.
Air biasa juga tidak memiliki kandungan ethylene glycol maupun propilen glycol yang membuat cairan punya titik didih lebih tinggi dan titik beku lebih rendah.
“Setelah menggunakan air aki atau air AC, langsung dikuras dan diganti dengan cairan radiator yang sesuai dengan spesifikasi kendaraan,” pungkasnya.