Hindari Teknik Stut, Begini Cara Aman Derek Motor Mogok Pakai Tali

17 Juli 2022 6:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengendara sedang membantu mendorong motor yang mogok karena habis bahan bakar. Foto: dok. istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Pengendara sedang membantu mendorong motor yang mogok karena habis bahan bakar. Foto: dok. istimewa
ADVERTISEMENT
Soal teknik stut motor atau mendorong motor dengan motor menggunakan kaki untuk membantu motor yang mogok menjadi sorotan.
ADVERTISEMENT
Sebab, ada wacana jika aksi tersebut dapat ditilang oleh pihak kepolisian. Meski akhirnya ada pernyataan bahwa tidak akan ada tindak penilangan terhadap aksi stut tersebut.
"Ditlantas Polda Metro Jaya tidak akan menilang yang stut motor, malah sebaliknya harus ditolong," ujar Dirlantas Polda Metro Jaya, Brigjen Pol Sambodo Purnomo Yogo dalam keterangannya beberapa waktu lalu.
Menurutnya, aksi stut motor pasti terjadi karena suatu alasan yang mendesak. Oleh karena itu, pihaknya memutuskan untuk tidak dilakukan tindak penilangan kepada mereka yang melakukan aksi tersebut.
"Stut motor terjadi karena ada motor yang mogok atau habis bensin. Berarti masyarakat sedang dalam kesulitan, seharusnya polisi menolong, bukan menilang," imbuhnya.
Kendati demikian, aksi stut motor tetap dinilai berbahaya karena jelas mengganggu konsentrasi berkendara yang dapat menimbulkan potensi kecelakaan.
ADVERTISEMENT
“Selain biasanya aksi ini akan memakan badan jalan karena berada di samping atau sisi belakang, potensi bahayanya pun juga ada karena keduanya tidak dalam keadaan seimbang atau normal,” ujar Ketua Bidang Road Safety & Motorsport Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), Victor Assani kepada kumparan belum lama ini.

Teknik derek motor jauh lebih aman?

Ilustasi strapper derek sepeda motor. Foto: dok. Istimewa
Ada anggapan teknik menarik atau derek motor yang sedang mogok dinilai lebih aman dan dapat menjadi alternatif dari teknik stut. Meski begitu, Victor berujar hal tersebut sebaiknya tetap dihindari.
“Walaupun secara tingkat risiko masih di bawah model stut motor, tapi hal ini tetap sebaiknya dihindari,” imbuhnya.
Sebab, menurutnya teknik derek motor juga dapat mengganggu keseimbangan kedua motor, baik motor penarik maupun yang ditarik.
ADVERTISEMENT
“Ini lebih ke soal keseimbangan, misalnya ada hentakan gas dari motor yang jadi penarik, pasti akan ada hentakan juga pada motor yang sedang ditarik. Adanya tali juga akan membuat motor semakin tidak seimbang. Pun begitu dengan pengendara yang ditarik akan lebih susah menyesuaikan kendaraannya,” terangnya.

Teknik derek motor yang tepat

Tips derek sepeda motor. Foto: dok. Cycleword
Adapun, Victor mengatakan, jika memang sangat terpaksa sebaiknya teknik derek motor tersebut dilakukan dengan sangat hati-hati.
Melansir Cycleworld, ada dua cara mengaitkan tali penarik pada sepeda motor. Mengingat, tidak seperti mobil yang punya tempat khusus untuk meletakkan pengait derek, sepeda motor tidak memilikinya.
Pertama, tali dipasangkan di posisi bawah, tepatnya di bagian footstep dengan arah yang berlawanan. Jadi, ketika motor yang di depan mengikat tali di sebelah kiri, maka motor di belakang mengaitkan tali di sebelah kanan. Contohnya dapat dilihat pada gambar di atas.
Tips derek sepeda motor. Foto: dok. Cycleword
Kemudian, cara yang kedua yakni dengan mengaitkan tali pada dua footstep (penarik), lalu kemudian bentangkan ujung tali ke tengah membentuk simpul `Y`. Setelah itu ujung tali dikaitkan ke bawah segitiga suspensi, yang ilustrasinya bisa dilihat pada gambar di atas ini.
ADVERTISEMENT
Namun pastikan, kecepatan saat menarik motor harus benar-benar diperhatikan, tak ada salahnya juga untuk mengaktifkan lampu hazard atau penanda sein. Semoga bermanfaat.
***