Hino dan Upaya Ciptakan Lingkungan Jalan Raya yang Aman

21 Agustus 2022 15:15 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Fasilitas Hino Total Support Customer Center (HTSCC) di Purwakarta, Jawa Barat. Foto: PT Hino Motors Sales Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Fasilitas Hino Total Support Customer Center (HTSCC) di Purwakarta, Jawa Barat. Foto: PT Hino Motors Sales Indonesia
ADVERTISEMENT
Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan mengungkap bahwa faktor utama terjadinya kecelakaan armada truk dan bus di jalan raya diakibatkan kemampuan mengemudi sopir yang masih rendah.
ADVERTISEMENT
Hal itu ia kemukakan saat berbincang dengan kumparanOTO di sela-sela diskusi panel Hino Peduli Keselamatan Berkendara di GIIAS 2022 belum lama ini.
“Saya tidak terlalu sepakat bahwa ODOL itu menjadi penyebab utama. Sebab fakta yang saya temukan bahwa faktor sopir dan pemahamannya dia dalam mengemudi justru yang masih rendah,” katanya.
Kecelakaan maut truk dan mobil di Cianjur. Foto: Dok. Istimewa
Dalam beberapa kasus kecelakaan, insiden dipicu dari sopir yang tak bisa memutuskan dan mengoperasikan kendaraan dengan tepat.
“Rata-rata, kecelakaan itu terjadi di jalan menurun dan mereka tidak paham teknik. Yang ditemukan saat turunan masih dalam gigi tinggi dan hanya mengandalkan rem saat deselerasi,” paparnya.
Karena itu, menjadi penting memberikan pelatihan secara komprehensif bagi para sopir bus dan truk, khususnya pendalaman teknik berkendara di kondisi jalan yang memiliki risiko kecelakaan tinggi.
ADVERTISEMENT
Wildan mengapresiasi upaya pabrikan yang turut berkontribusi dalam terciptanya lingkungan jalan raya yang aman. Termasuk upaya Hino memiliki fasilitas pelatihan bagi para sopir bus dan truk.
Pabrikan truk asal Jepang ini memiliki Hino Total Support Customer Center (HTSCC) yang berada di Kota Bukit Indah (KBI) Purwakarta, Jawa Barat, menjadi fasilitas terbesar yang memberikan sejumlah pelatihan baik teori maupun praktik.
Peresmian fasilitas Hino Total Support Customer Center (HTSCC) di Purwakarta, Jawa Barat. Foto: PT Hino Motors Sales Indonesia
Di fasilitas itu, para sopir bisa mengasah kemampuan mereka dalam beberapa zona, yakni basic driving course yang di dalamnya meliputi blind spot test area, inspection bay, stop & go, parking parallel, S shape curves, hairpin turn, parking reverse, circle road, portal, crank road, dan safety brake.
“Sebagai pemimpin pasar. Kami wajib menjadi yang pertama untuk mengkampanyekan keselamatan di jalan, karena unit kami memang yang paling banyak di sana,” turut COO – Director PT Hino Motors Sales Indonesia (HMSI) Santiko Wardoyo.
ADVERTISEMENT
Hino, kata Santiko menjadi pemimpin pasar medium duty truck dengan market share di atas 50 persen selama 22 tahun. Artinya, di jalan, mayoritas truk yang beredar di jalan adalah merek Hino. Eksis selama 40 tahun, populasi truk Hino di Indonesia hampir mencapai setengah juta unit.
Lebih lanjut, fasilitas HTSCC turut dilengkapi driving simulator dan kelas-kelas mengemudi yang didukung instruktur yang telah tersertifikasi BNSP. Bahkan Hino pun kini memiliki Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) atau disebut LSP – LPK PT Hino Motors Sales Indonesia.
Fasilitas HTSCC juga mendukung program Hino Safety Driving yang digagas sejak 2017. Ini merupakan kompetisi untuk menyebarkan kampanye keselamatan berkendara dan telah dilakukan selama 31 kali di 23 kota dengan melibatkan 2.275 sopir truk dari 1.687 perusahaan.
ADVERTISEMENT
Kemudian selama pandemi, pabrikan melakukan terobosan dengan mengelar Hino Telematic Safety Driving Competition (HTSDC). Di sini pabrikan mengandalkan fitur telematic dari Hino Connect untuk menarik skor dari perangkat telematic yang terpasang di setiap unit Hino.
Sementara dari sisi produk, Hino juga menyediakan sejumlah fitur keselamatan termasuk full air brake, anti-lock braking system (ABS), side under mirror, rear camera, emergency lock retractor (ELR) dan alat pemadam api ringan (APAR).

Adopsi standar industri penerbangan

Wildan menyarankan fasilitas HTSCC bisa dikembangkan lebih lanjut dan bisa meniru pelatihan yang diterapkan pada industri penerbangan.
“Di simulator itu bisa dioptimalkan dengan memasukkan kondisi-kondisi mengemudi di medan sulit agar sopir nantinya terlatih,” terang Wildan. Apalagi, data kecelakaan fatal yang terjadi bisa diproyeksikan pada mesin simulator dan para peserta latihan bisa langsung belajar dan meningkatkan teknik mengemudinya.
ADVERTISEMENT
***