Honda Accord RS e:HEV Indonesia Lebih Mahal Rp 160 Jutaan dari Thailand

10 Desember 2023 11:27 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PT Honda Prospect Motor (HPM) resmi meluncurkan all new Honda Accord RS e:HEV di Jakarta, Kamis (7/12/2023). Foto: Sena Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
PT Honda Prospect Motor (HPM) resmi meluncurkan all new Honda Accord RS e:HEV di Jakarta, Kamis (7/12/2023). Foto: Sena Pratama/kumparan
ADVERTISEMENT
Harga Honda Accord RS e:HEV di Indonesia dibanderol Rp 959,9 juta on the road (OTR) Jakarta. Bila dibandingkan dengan varian yang sama dijual di Thailand, selisihnya mencapai Rp 165,5 jutaan.
ADVERTISEMENT
Di Negeri Gajah Putih, Honda Accord terbaru dipasarkan dalam tiga varian yakni tipe e:HEV E dengan harga 1,5 juta Baht atau Rp 675,1 jutaan, kemudian e:HEV EL harganya 1,6 juta Baht atau Rp 736,9 jutaan, dan e:HEV RS 1,7 juta Baht atau Rp 794,3 jutaan.
Sales & Marketing and After Sales Director PT Honda Prospect Motor (HPM) Yusak Billy bilang, selisih harga jual tersebut lebih disebabkan karena faktor instrumen pajak untuk mendatangkan Accord secara utuh dari Thailand.
"Banyak ya, kita kan ada impor (dari Thailand). Tax (pajak) kebanyakan ya, setiap negara berbeda-beda kebijakan pajaknya. Lalu ada pajak penjualan barang mewah juga," terang Billy ditemui saat sela peluncuran all new Honda Accord RS e:HEV di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Kemudian, soal alasan pihaknya hanya langsung menghadirkan satu varian tertingginya karena berdasarkan studi langsung dari konsumen yang menginginkan teknologi canggih dan DNA sporty khas Honda pada sebuah sedan flagship.
"Lalu segmen sedan ini kan termasuk niche, ya. Secara nasional saja kurang dari satu persen, kalau di kami itu 1,3 persen something, lah. Maka kita sesuaikan juga dengan kebutuhan konsumen di segmen ini," papar Billy.
Adapun bila dibanding dengan model Accord sebelumnya, Accord RS e:HEV terbaru mengalami kenaikan harga hingga Rp 172 jutaan. Cukup wajar, mengingat Accord terbaru mengusung teknologi baru berupa hybrid.
Dirinya juga ikut menanggapi soal insentif mobil hybrid yang lebih besar di Thailand ketimbang di Indonesia. Menurut Billy, keputusan pemerintah mengenai kebijakan mobil hybrid yang ada saat ini sudah melalui berbagai pertimbangan.
ADVERTISEMENT
"Kami yakin apa yang dikeluarkan pemerintah membantu pertumbuhan industri otomotif dan pertumbuhan Indonesia tidak bisa dibandingkan dengan Thailand," imbuhnya.
"Kami selalu diskusi dengan pemerintah kiranya (mobil) hybrid juga berkontribusi terhadap penurunan emisi yang lebih baik. Jadi kami juga diskusi dengan insentif yang diberikan lebih untuk hybrid tapi masih dalam tahap pembicaraan," jelas Billy.
Sedangkan berbicara mengenai target penjualan, Billy mematok angka lebih tinggi dibanding model Accord sebelumnya yakni pada angka 30 unit per bulan alias sekitar 360-400 unit per tahunnya.
***