Hujan Gerimis Lebih Berbahaya Bagi Pengendara, Kenapa?

2 November 2020 7:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Beberapa pengendara motor mengenakan jas hujan plastik saat melintas di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Beberapa pengendara motor mengenakan jas hujan plastik saat melintas di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Hujan mulai turun di beberapa wilayah di Indonesia termasuk Ibu Kota, Jakarta. Pengendara harus memiliki fisik yang prima dan harus ekstra hati-hati ketika melintas di jalan raya.
ADVERTISEMENT
Perlu diingat, pengemudi kendaraan khususnya sepeda motor perlu hati-hati saat awal hujan mengguyur jalanan. Di kondisi ini permukaan aspal cenderung licin, sehingga bisa saja ban mengalami selip.
Pekerja sedang mengaspal jalan. Foto: Dok. Pixabay
Head of Safety Riding Promotion Wahana Makmur Sejati, Agus Sani mengatakan ketika aspal dalam kondisi kering atau panas pori-pori pada aspal terisi bermacam kotoran. Mulai dari pasir, hingga minyak dan tumpahan oli.
"Iya, apalagi ketika aspal sedang panas dan terkena rintikan air hujan otomatis aspal itu akan terasa licin. Ini disebabkan karena adanya penguapan panas dari aspal, ibaratnya aspal ini masih menyesuaikan diri," kata Agus saat dihubungi kumparan, Sabtu (31/10).
Ilustrasi pengendara motor saat hujan. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Agus menyarankan ketika hujan mulai turun, sebaiknya menepi dan jangan memacu gas motor lebih cepat. Pasalnya, banyak pengendara yang justru kebut-kebutan ketika hujan gerimis turun.
ADVERTISEMENT
"Jika rintiknya masih aman itu masih oke untuk diterabas, tapi kalau sudah sedikit besar dan membasahi aspal sebaiknya menunggu 5-10 menit," jelas dia lagi.

Kombinasi rem yang ideal saat hujan

Ilustrasi menekan tuas rem belakang motor. Foto: istimewa
Nah ketika sudah memperhatikan waktu tadi, jangan lupa juga untuk menerapkan cara pengereman yang benar ketika berkendara dalam posisi hujan.
Agus mengatakan untuk teknik mengerem ketika motoran saat hujan sebaiknya rem belakang lebih dominan dan dikombinasi dengan rem depan. Alasannya, jika rem depan digunakan sebagai rem utama dikhawatirkan ban akan tergelincir.
"Saat jalan basah sebaiknya rem belakang lebih optimal dibanding rem depan. Karena ketika kita ngerem titik beban motor itu ada di ban depan," jelasnya.
Instruktur berkendara Honda sedang uji low speed balance dalam Safety Japan Instructors Competition 2019 Foto: dok. istimewa
Penggunaan rem belakang yang lebih dominan bertujuan agar titik beban pada rem depan tidak terlalu berat. Hal ini disebut Agus ampuh untuk menghindari terjatuh ketika rem mendadak.
ADVERTISEMENT
"Jadi misalnya motor itu belum dilengkapi dengan ABS, ketika hard braking dan rem belakang yang lebih dominan, setidaknya lebih aman karena ketika mengunci dia cuma akan goyang tidak membuat tergelincir," ungkapnya.
Astra Honda Safety Riding Instructors Competition Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Agus juga mengingatkan kepada pengendara untuk tetap menggunakan perlengkapan safety riding. Paling tidak melengkapi diri dengan helm, sarung tangan, jaket, celana panjang, dan juga sepatu yang menutupi mata kaki.
"Jika ingin melanjutkan perjalanan (saat hujan) persiapkan segala sesuatunya dengan baik. Lihat juga cuaca, jika hujan ekstrem dan tidak aman sebaiknya menepi di tempat yang aman," tambah dia.