Hybrid atau BEV, Toyota: Musuhnya Emisi Bukan Teknologi

21 Desember 2021 17:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Booth Mobil Listrik Toyota di IIMS Hybrid 2021. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparanOTO
zoom-in-whitePerbesar
Booth Mobil Listrik Toyota di IIMS Hybrid 2021. Foto: Ghulam Muhammad Nayazri / kumparanOTO
ADVERTISEMENT
Komitmen warga dunia untuk menurunkan emisi CO2, menjadi isu yang diangkat di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) COP26 di Glasgow, Skotlandia.
ADVERTISEMENT
Sektor Industri otomotif juga punya kontribusi besar buat ikut menurunkannya. Ada banyak cara sebenarnya yang bisa dilakukan untuk merealisasikan itu.
Direktur Corporate Affairs Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam mengatakan, inovasi teknologi banyak yang bisa mengakomodasi untuk penurunan karbon.
"Toyota memiliki konsep multi-pathway, di mana menyiapkan semua opsi teknologi yang ada, seperti hybrid, plug-in hybrid, BEV, hidrogen, flexi engine, sampai ke biodiesel," ucapnya Selasa (21/12).
Mobil listrik Toyota Cpod di Bali. Foto: dok. TAM
Memang saat ini masih ada yang beranggapan, zero emission adalah penggunaan mobil listrik. Sementara bila masih ada yang menggaungkan mobil ICE, termasuk hybrid disebut tak pro.
"Jadi yang jadi musuh bersama adalah emisi, bukan teknologi, jadi banyak yang salah kaprah. Jadi emisinya yang jadi musuh," tutur Bob.
ADVERTISEMENT
Sementara untuk teknologinya bisa apa saja, yang penting berorientasi menurunkan karbon CO2. Bob menyinggung soal Indonesia yang kuat di biodiesel.
"Jadi tepat sekali yang disebutkan pemerintah, bahwa dalam rangka menurunkan emisi lewat multi-pathway," ucapnya.
Toyota Corolla Cross Hybrid di GIIAS 2021. Foto: Muhammad Ikbal/kumparan

Jadi pemain utama global

Bob menambahkan, Toyota Indonesia dalam hal ini Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), ingin menjadi tetap menjadi basis produksi Asia Tenggara dan pemain utama rantai pasok global, bahkan di era elektrifikasi.
"Dukungan pemerintah dan stakeholder, Indonesia masih bisa menjadi pemain dalam global supply chain, walaupun kita bertransformasi ke elektrifikasi," tutur Bob.
Tahun depan Toyota disebut mulai creating demand, dan secara paralel mempersiapkan juga sumber daya manusia (SDM).
"Toyota sudah bekerja sama dengan 7 universitas, untuk riset kendaraan baterai kemudian juga teknologi elektrifikasi yang lain, harapannya SDM bisa lebih siap," ucapnya.
ADVERTISEMENT