Impor Moge Mampet, Kawasaki Indonesia Beri Opsi Konsumen Batalkan Pesanan

21 Oktober 2020 9:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Superbike Kawasaki Ninja ZX-10R. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Superbike Kawasaki Ninja ZX-10R. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
ADVERTISEMENT
PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) merasakan dampak dari pembatasan kuota impor sepeda motor di atas 500 cc. Geng hijau terpaksa harus menutup sementara keran pemesanan model big bikenya sejak Desember 2019 lalu.
ADVERTISEMENT
Deputy Head & Sales Promotion KMI Michael Chandra Tanadi menyebut, secara demand untuk produk moge CBU (Compeletly Built Up) sebenarnya selalu ada. Namun, pihaknya harus menginformasikan ke calon konsumen, inden bisa mengular panjang bahkan tak bisa memastikan kapan motor akan sampai ke garasi rumah.
"KMI untuk motor impor CBU dari Januari sampai Oktober 2020 tidak ada barang, baru-baru ini kita delivery ke diler-diler itu juga tidak banyak sekitar 100-an unit saja, itu campur beberapa tipe," kata Micael kepada kumparan, Selasa (20/10).

Konsumen batalkan pesanan

Kawasaki Ninja H2 Foto: dok. Kawasaki
Secara praktisnya, sejak Desember 2019 KMI sudah berhenti menerima order untuk pemesanan produk CBU. Mereka tak bisa memastikan kapan unit akan datang sehingga mempersilahkan kepada konsumen untuk mengambil langkah pembatalan.
ADVERTISEMENT
"Kita memberikan opsi ke konsumen apakah mau masih menunggu atau tidak. Jika tidak dan sudah membayar booking kita kembalikan," jelasnya.
Kawasaki W800 Cafe Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Lebih lanjut, kata Michael, sekarang ini sangat sulit mendapatkan izin impor. Sebelum ada kebijakan baru, dalam kurun waktu satu bulan sudah keluar, tetapi saat ini bisa lebih dari itu sehingga untuk motor CBU semakin sulit.
"Jadi dokumentasi untuk importasi terbagi menjadi 2. Pertama persetujuan impor dan TPT (Tanda Pendaftaran Tipe) impor, yang mana masa berlakunya tidak habis bersamaan," katanya.
New Kawasaki Versys 1000 Foto: Bangkit Jaya Putr/kumparan
TPT kata Michael, menjadi alat pemerintah dalam melakukan pengendalian impor kendaraan secara CBU.
"Ya memang ada dampaknya ke penjualan, tapi untungnya secara volume produk CBU ini tidak besar-besar banget. Secara model memang segmented sekali," imbuh Michael.
ADVERTISEMENT