Impresi Awal Jajal Motor Listrik Kawasaki Ninja e-1, Senyap Tetap Mengasyikan

19 Mei 2024 6:00 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
First ride motor listrik Kawasaki Ninja e-1. Foto: Sena Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
First ride motor listrik Kawasaki Ninja e-1. Foto: Sena Pratama/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Akhir tahun lalu, PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI) resmi meluncurkan motor listrik Kawasaki Ninja e-1 dan Z e-1. Enam bulan setelahnya, kumparan diberi kesempatan untuk menjajalnya secara perdana.
ADVERTISEMENT
Bertempat di Pantai Indah Kapuk 2, Tangerang, Banten menjadi arena test ride kecil-kecilan. Maklum, lintasannya memanfaatkan jalur khusus pejalan kaki dan pengguna kendaraan listrik dengan karakteristik lurus dan tidak terlalu panjang.
Pabrikan menghadirkan dua model sekaligus. Kendati secara visual memiliki perbedaan, namun sejatinya keduanya punya data teknis spesifikasi dan fitur yang serupa. Perbedaan siginifikan lainnya tentu pada posisi berkendaranya.
Sesuai namanya, Ninja e-1 menawarkan aura yang lebih sporty. Desain tentu saja tidak beda jauh dengan keluarga Ninja lainnya, pun dengan Z e-1 yang juga kental dengan perawakan gagah serta macho khas naked bike Kawasaki.
Mencoba perdana motor listrik Kawasaki Ninja e-1 dan Z e-1 di Jakarta. Foto: Sena Pratama/kumparan
Menungganginya tak ada kendala, bobot kedua model ini terbilang ringan. Ninja e-1 punya berat 140 kilogram, sementara saudaranya Z e-1 5 kilogram lebih ringan alias 135 kilogram. Kemudian jarak terendah ke tanah Ninja e-1 160 mm dan Z e-1 170 mm.
ADVERTISEMENT
Pengendara kami yang memiliki postur tinggi 172 cm tidak kesulitan tat kala menjajal keduanya. Kedua kaki bisa menapak sempurna, sementara ergonomi berkendara tergantung dari varian yang di bawa. Ninja e-1 jelas lebih menunduk dibanding Z e-1.
Baik, saatnya mencoba berkendara dengan motor listrik bergaya sport ini. Sebelum lebih jauh, sekilas tidak ada perbedaan karakteristik rasa antara Ninja e-1 mau pun Z e-1. Kedua model benar-benar hanya dibedakan dari posisi berkendaranya.
Putar kunci, ya dua motor setrum ini masih pakai anak kunci, ke posisi menyala. Panel instrumen digital berukuran 4,3-inci berwarna seketika hidup dan menampilkan beragam informasi kendaraan dengan jelas dan jernih.
Mencoba perdana motor listrik Kawasaki Ninja e-1 dan Z e-1 di Jakarta. Foto: Sena Pratama/kumparan
Untuk mengaktifkan motor listrik Ninja e-1 dan Z e-1, pengendara diharuskan menahan tombol power yang bentuknya mirip engine cut off pada motor bensin. Setelahnya, indikator 'Ready' akan menyala pada layar instrumen.
ADVERTISEMENT
Tenang, pengendara tidak akan dibuat bingung ketika ingin menyalakan sistem motornya. Sebab, ada ilustrasi berupa animasi sederhana yang kami yakin mudah dipahami untuk semua orang. Soal panel instrumennya ini layak diberi pujian karena kontras yang baik.
Lanjut, bila motor sudah siap, posisi informasi pada layar instrumen akan menampilkan huruf D atau Drive. Cukup puntir tuas akselerator, maka motor akan melaju. Tersedia dua pilihan modus berkendara yakni Eco dan Road.
Kami lebih menikmati saat motor dalam posisi Road karena karakteristik yang disajikan sangat mendekati motor konvensional. Ini juga yang membuat kami menilai, teknologi Kawasaki jauh dibanding dengan motor listrik generik lansiran Tiongkok.
Mencoba perdana motor listrik Kawasaki Ninja e-1 dan Z e-1 di Jakarta. Foto: Sena Pratama/kumparan
Penyaluran tenaga dari motor listrik penggerak compact brushless ke roda belakang melalui rantai dilakukan sangat halus, minim hentakan tiba-tiba yang bisa membuat sebagian orang kagok. Namun, lain ceritanya apabila Anda mengaktifkan fitur e-boost.
ADVERTISEMENT
Sekilas mengenai e-boost, fitur ini memiliki peran mendistribusi tenaga besar dalam waktu singkat sekitar 15 detik saat motor pertama kali dipacu dari posisi diam. Hasilnya? Jambakan tenaga khas motor mesin besar bisa dirasakan dari motor listrik yang disebut setara 125 cc ini.
Tentunya ini menambah keasyikan berkendara, tidak terasa flat seperti mengendarai motor listrik pada umumnya. Juga, secara tidak langsung dinamo listrik penggeraknya ternyata menghasilkan suara yang cukup keras. Lagi-lagi, sensasi menaiki motor bensin kian terasa.
Kami penasaran dengan kemampuan maksimal Ninja e-1, di area terbatas, ini. Coba pacu dari nol km/jam, kecepatan maksimal yang berhasil diraih bisa 90 km/jam dengan mengaktifkan fitur e-boost, kalau tanpa menggunakan fitur tersebut masih bisa didapat 75 km/jam.
Mencoba perdana motor listrik Kawasaki Ninja e-1 dan Z e-1 di Jakarta. Foto: Sena Pratama/kumparan
Dinamo listriknya ini kami nilai cukup kuat, saat simulasi berboncengan pun tidak ada tanda motor menjadi kewalahan. Bahkan, eksperimen kecil-kecilan kami coba agar ban belakangnya bisa melakukan 'burnout'.
ADVERTISEMENT
Kesan positif lainnya adalah kemampuan handling, Kawasaki Ninja e-1 dan Z e-1 terasa agile dan solid. Dikombinasi dengan bobot ringannya tadi membuatnya sangat mudah untuk dikendarai dan bicara kualitas kami juga suka fit and finishing pengerjaan di motor ini.
Kalau mau berbicara hal yang mengganjal, paling-paling soal absennya tuas kopling dan pedal perseneling yang biasanya jamak dijumpai pada motor dengan wujud seperti ini. Jelas, karena ini merupakan motor listrik.
Kemudian soal jarak tempuh, belum ada data yang benar-benar pasti mengenai daya jelajahnya ini. Tetapi, Kawasaki mengeklaim untuk dua baterai pak (battery pack) yang terisi daya listrik penuh dapat membuat Ninja e-1 dan Z e-1 berjalan sejauh 72 kilometer.
Mencoba perdana motor listrik Kawasaki Ninja e-1 dan Z e-1 di Jakarta. Foto: Sena Pratama/kumparan
Bukan jarak yang jauh untuk ukuran motor listrik sekarang ini. Setiap pembelian, konsumen akan mendapat dua baterai pak yang masing-masing punya berat 11,5 kilogram dan diletakkan di ruang khusus yang desainnya mirip tangki pada motor bensin.
ADVERTISEMENT
Kawasaki Ninja e-1 dan Z e-1 sama-sama punya fitur regenerative braking. Sederhananya, energi kinetik dari putaran roda akan dikonversi menjadi listrik ketika motor sedang deselerasi, yang kemudian disimpan dalam baterai.
Secara keseluruhan, apa yang disajikan Kawasaki Ninja e-1 dan Z e-1 sangat mengasyikan sebagai motor listrik. Hebatnya, tidak meninggalkan rasa berkendara layaknya motor bensin konvensional. Ya, tentu saja ini lebih hening dan minim getaran.
Kawasaki hanya menyediakan 10 unit yang terdiri dari 5 Ninja e-1 dan 5 Z e-1 di Indonesia. Line Head Marketing PT KMI, Sucipto Wijono bilang seluruh unit Ninja e-1 sudah ludes terjual, sementara Z e-1 menyisakan dua unit saja.
Artinya sudah ada 7 unit yang dipesan konsumen. Menyoal banderol, Kawasaki Ninja e-1 dilepas Rp 149,9 juta dan Z e-1 Rp 146,9 juta on the road (OTR) Jakarta.
Mencoba perdana motor listrik Kawasaki Ninja e-1 dan Z e-1 di Jakarta. Foto: Sena Pratama/kumparan
Mencoba perdana motor listrik Kawasaki Ninja e-1 dan Z e-1 di Jakarta. Foto: Sena Pratama/kumparan
Mencoba perdana motor listrik Kawasaki Ninja e-1 dan Z e-1 di Jakarta. Foto: Sena Pratama/kumparan
Mencoba perdana motor listrik Kawasaki Ninja e-1 dan Z e-1 di Jakarta. Foto: Sena Pratama/kumparan
Tempat baterai motor listrik Kawasaki Ninja e-1 dan Z e-1. Foto: Sena Pratama/kumparan
Baterai motor listrik Kawasaki Z e-1. Foto: Sena Pratama/kumparan
***
ADVERTISEMENT