Indikator Baterai 0 Persen, Motor Listrik Honda EM1 e: Masih Bisa Jalan 6,6 Km

2 Januari 2024 7:02 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mencoba motor listrik Honda EM1 e:. Foto: Sena Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Mencoba motor listrik Honda EM1 e:. Foto: Sena Pratama/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Salah satu hal yang kerap jadi perbincangan soal motor listrik Honda EM1 e: adalah kemampuan daya jelajahnya yang terbilang pendek. Data pabrikan, satu baterai mampu menyokong jarak 41,1 kilometer.
ADVERTISEMENT
Angka itu berdasarkan standar pengukuran World Motorcycle Test Cycle atau WMTC. Penggunaan sebenarnya sangat mungkin mendapat hasil yang berbeda.
Kebetulan, PT Astra Honda Motor (AHM) meminjamkan satu unit EM1 e: kepada kumparan. Saya penasaran, apakah klaim jarak tersebut benar adanya? Mari cari tahu.
EM1 e: dibekali dengan motor listrik penggerak berkekuatan 1,7 kW atau setara dengan 2,2 daya kuda. Sementara torsi maksimum yang bisa dihasilkan sebesar 90 Nm sejak putaran bawah.
Mencoba motor listrik Honda EM1 e:. Foto: Sena Pratama/kumparan
Figur tenaga tersebut memang terbilang kecil, susah untuk membandingkan atau bahkan sekadar menyamakan dengan motor konvensional mana pun. Mendekati motor bensin 50 cc saja tidak.
Saya tidak muluk-muluk saat menguji kemampuan jarak tempuh EM1 e:. Skenarionya sederhana, mobilitas saya dari rumah ke kantor yang jaraknya berdasarkan peta digital yaitu sejauh 29 kilometer.
ADVERTISEMENT
Jarak seperti itu, jelas, tidak masalah untuk EM1 e: yang punya klaim 41,1 kilometer dari satu baterainya. Saya pikir, tentu harusnya tidak ada masalah ketika sekali perjalanan pergi.
Rutenya kira-kira begini, dari rumah saya yang berlokasi di kawasan Bekasi Timur mengambil arah Kalimalang, kemudian tembus di Cawang, lalu melalui jalan MT Haryono Jakarta Timur.
Mencoba motor listrik Honda EM1 e:. Foto: Sena Pratama/kumparan
Selanjutnya, rute ke daerah Pasar Minggu saya mengambil melalui jalan Cikoko Timur dan Pengadengan Timur Raya, lalu jalan Rajawati Timur, hingga tembus Jalan Raya Pasar Minggu.
Sebagai pengingat, Honda EM1 e: punya dua mode berkendara yakni ECON dan STD atau Standar. Pada pengujian kali ini, saya lebih banyak menggunakan mode STD dan sesekali pindah ke ECON saat kemacetan.
ADVERTISEMENT
Pada hari tersebut, kebetulan arus lalu lintas yang dilalui cukup lengang pada siang hari. Mungkin saat itu masih suasana liburan Natal dan Tahun Baru, tapi tetap ada beberapa titik yang menimbulkan kemacetan.
EM1 e: tidak bisa dibilang cepat, kecepatan maksimal yang mampu diraih adalah 40-45 km/jam, sesuai dengan data pabrikan. Bisa lebih dari itu pada situasi tertentu, seperti turunan sambil melepas tuas akselerator.
Mencoba motor listrik Honda EM1 e:. Foto: Sena Pratama/kumparan
Modus ECON? Lebih pelan lagi, tujuannya memang untuk menghemat keluaran daya agar sumber listrik dari baterai tidak cepat habis. Mode ini juga melelahkan untuk perjalanan jauh karena waktu tempuh jadi lebih lama.
Singkat cerita, tiba saya di kantor dengan total jarak 28,9 kilometer pada layar trip meter yang sudah disesuaikan ulang dari nol kilometer saat di rumah. Daya baterai tersisa saat itu 47 persen dari 100 persen.
ADVERTISEMENT
Dengan hasil itu, di atas kertas tentunya saya tidak bisa kembali ke rumah dengan baterai yang sama. Untuk itu, perjalanan pulang ditemani dengan baterai cadangan yang sudah ada di kantor dengan daya 100 persen.
Honda EM1 e: sempat menjadi bintang lokal di kantor, tidak sedikit 'warga' yang penasaran dan mencobanya sekadar berkeliling area kantor. Alhasil dari sisa daya 47 persen, anjlok menjadi 27 persen.
Mencoba motor listrik Honda EM1 e:. Foto: Sena Pratama/kumparan
Perjalanan dari rumah ke tempat kerja menempuh jarak 28,9 kilometer, dipakai berkeliling sekitar kantor jadi bertambah 31,1 kilometer.
Sambil membawa baterai cadangan, saya melanjutkan perjalanan pulang ke rumah dengan sisa daya baterai 27 persen tadi. Sekalian untuk melihat seberapa jauh yang bisa didapat dari penggunaan satu baterai ini.
ADVERTISEMENT
Rutenya lebih kurang mirip dengan saat pergi tadi, melewati jalan raya Pasar Minggu tembus hingga ke Pancoran dan melalui jalan MT Haryono mengarah ke Kalimalang.
Gaya berkendara yang saya terapkan sejak dari rumah hingga kembali menuju rumah juga serupa. Selayaknya membawa motor bensin konvensional, cruising pada kecepatan antara 30-45 km/jam.

Indikator baterai 0 persen, motor masih bisa berjalan

Mencoba motor listrik Honda EM1 e:, indikator saat baterai mencapai nol persen pertama. Foto: Sena Pratama/kumparan
Indikator baterai semakin menunjukkan daya yang terus menyusut saat sedang melewati Kalimalang. Persentase nol persen pertama dicapai pada jarak 44,3 kilometer, pada fase ini motor tidak serta mati total.
Masih bisa berjalan, hanya saja kemampuan lajunya semakin pelan. Apalagi saat indikator di bawah 10 persen, muncul logo bergambar kura-kura di sebelah kiri atas.
ADVERTISEMENT
Simbol tersebut menandakan power limitation atau pembatasan daya yang dikeluarkan dari baterai ke motor listrik penggeraknya. Logo tersebut juga berkedip diikuti dengan indikator baterainya saat saya mencoba tetap melaju dengan baterai nol persen.

Lebih jauh dari klaim pabrikan

Puncaknya, setelah 6,6 kilometer berjalan dari indikator nol persen pertama, EM1 e: akhirnya tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Maka, secara keseluruhan dari 100 persen hingga motor mati total, EM1 e: dapat melaju dengan total jarak 50,9 kilometer.
Mencoba motor listrik Honda EM1 e:, kondisi saat motor sudah tidak bisa berjalan diikuti dengan lampu indikator segitiga dengan tanda seru di dalamnya. Foto: Sena Pratama/kumparan
Deviasinya cukup jauh dari pengukuran WMTC di atas yang 41,1 kilometer, selisihnya bisa mencapai 9,8 kilometer. Kondisi ini dengan bobot seorang pengendara 63 kilogram sambil membawa tas punggung.
Pun jika dalam penggunaan sehari-hari dan menemui seperti keadaan darurat baterai sudah mencapai nol persen, pengguna masih punya spare jarak sekitar 5-6 kilometer untuk mencari tempat penukaran baterai.
ADVERTISEMENT
AHM sendiri menyebut, pihaknya akan lebih banyak menyediakan stasiun penukaran baterai di semua diler Honda di Indonesia. Saat ini baru beberapa yang tersedia dan itu baru di area Jakarta.
***