Indonesia Bakal Jadi Basis Produksi Baterai Volkswagen Group

18 April 2023 12:45 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi menggelar pertemuan bilateral dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz. Foto: Dok. Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi menggelar pertemuan bilateral dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz. Foto: Dok. Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Tiga perusahaan besar Eropa menyatakan komitmennya berinvestasi di Indonesia dalam hal pengembangan industri baterai mobil listrik. Ketiganya adalah BASF, Eramet, dan Volkswagen melalui PowerCo.
ADVERTISEMENT
Dalam kunjungan negara ke Jerman, Presiden Joko Widodo diketahui juga bertemu dengan pimpinan tiga perusahaan tersebut.
"BASF dari Jerman dan Eramet dari Prancis akan bangun kerjasama membangun ekosistem, insya Allah sampai prekursor lokasinya di Weda Bay (Maluku Utara)," terang Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dalam tayangan Youtube Sekretariat Presiden.
Ilustrasi pengecasan mobil listrik Volkswagen. Foto: balipadma/Shutterstock
Bahlil melanjutkan, nilai investasi keduanya kurang lebih 2,6 miliar dolar Amerika. Dalam komitmennya ke presiden, pada semester dua awal sudah bisa berjalan. "Proses perizinannya hampir rampung semuanya," pungkasnya.
Adapun Volkswagen tambah Bahlil, akan bekerja sama dengan beberapa perusahaan termasuk pula menggandeng perusahaan nasional.
"Ada tiga lokasi akan lakukan kerjasama dengan Vale, kedua kerjasama juga dengan BASF, dan ketiga BUMN dan Merdeka Copper (PT Merdeka Copper Gold)," tambah Bahlil.
Ilustrasi kawasan industri Weda Bay. Foto: Abdul Rahman_1020/Shutterstock
PowerCo merupakan anak perusahaan Volskwagen yang didirikan 2022 lalu. Perusahaan ini berfokus pada semua aktivitas baterai Volkswagen Group, dan menyuplai baterai ke beberapa merek otomotif di dalam aliasnsi seperti Audi, Skoda, Lamborghini, Porsche, dan Bentley.
ADVERTISEMENT
Investasi baru ini dikatakan Bahlil dalam rangka mengantisipasi perang dagang antara beberapa negara besar, serta membuktikan bahwa Indonesia tidak dimonopoli oleh suatu negara tertentu, dalam rangka membangun ekosistem baterai mobil listrik.
Aktivitas pabrik pengolahan Nikel milik PT Vale Indonesia (INCO) di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Foto: Angga Sukmawijaya/kumparan
"Inggris sudah masuk duluan kerjasama dengan BUMN lewat perusahaan Envision dan Glencore, sekarang kita masukkan Jerman insya Allah semuanya berjalan baik," tambah Bahlil.
"Total investasi yang akan masuk khususnya ekosistem baterai mobil Rp 4,6 miliar US dolar yang sudah masuk ke Kementerian Investasi," tuntasnya.