Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Indonesia Butuh Puluhan Merek Seperti Motor Listrik GESITS
18 Agustus 2018 11:10 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
ADVERTISEMENT
Kendaraan bermotor di masa depan akan terelektrifikasi. Saat ini berbagai pabrikan pun tengah berkompetisi untuk berinvestasi dan mengembangkan komponen inti untuk kendaraan listrik.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, tren itu pun sudah ditangkap sejak lama. Bahkan pada tahun 2012, pemerintah saat itu menunjuk lima universitas untuk mengembangkan teknologi inti kendaraan listrik. Hingga akhirnya terbentuklah sebuah konsorsium yang terdiri dari Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, dan Universitas Gajah Mada (UGM).
"Untuk penguasaan teknologi kendaraan listrik di Indonesia itu kami sudah memulai dengan lima tim universitas sejak tahun 2012. Kami di situ punya target untuk menguasai komponen inti," kata Kepala Program Kendaraan Elektrik Indonesia dari ITB, Agus Purwadi, saat ditemui kumparanOTO beberapa waktu lalu.
Saat itu lanjut Agus, ada tujuh komponen inti yang jadi fokus dalam pengembangan; motor listrik (penggerak), inverter, baterai, sistem manajemen energi, platform dan bodi, infrastuktur stasiun pengisian daya, serta sistem pendukung.
ADVERTISEMENT
Hasilnya pun bisa dikatakan cukup memuaskan, tiga komponen --motor, inverter, dan baterai-- yang mendapat penilaian kesiapan, technology readiness level (TRL) 6, alias masuk ke tahap purwarupa yag telah diujikan di lingkungan yang relevan.
"Jadi level 6 dan 7 itu sebenarnya batasan perguruan tinggi. Begitu masuk ke level 8 itu harus melibatkan industri, karena level 9 --tertinggi-- itu sudah masuk komersialiasi," jelas Agus.
Optimisme pun berembus kala itu, karena ini berarti hasil identifikasi menunjukkan kalau ada peluang bagi Indonesia untuk menjadi 'pemain' di teknologi kendaraan listrik. Sayangnya menurut Agus, transisi yang ada di lembaga pemerintahan membuat program ini terhenti selama dua tahun sejak itu dan baru akan dimulai lagi tahun 2018.
ADVERTISEMENT
"Jadi ada lagging selama dua tahun dan benar-benar tidak ada program apapun, ini yang membuat laju tim ini seolah tidak berkembang," tutur Agus lagi.
Seiring berjalannya waktu, hasil penelitian dan pengembangan ITS Surabaya pun disambut oleh Garansindo Group. Pada 2014 mereka pun meneken kerjasama untuk mencipatkan sepeda motor listrik yang akan dipasarkan dengan nama GESITS . Versi produksi dari motor ini pun akan meluncur pada September 2018.
GESITS
Ideologi sapu lidi pun dilancarkan. PT GESITS Technologies Indo (GTI) merangkul beberapa perusahaan lokal termasuk PT Pindad, PT Wijaya Karya Industri dan Konstruksi (WIKON), PT Len, dan PT Pertamina (Persero) untuk mendukung produksi.
"Di GESITS sendiri, kami sudah berkerja sama dengan beberapa pihak, khususnya basis yang kami pakai dari riset ITS yang dikembangkan jadi versi produksi dan beberapa pemasok kami. Alhamdulillah sudah hampir final," kata Chief Executive Officer (CEO) PT GTI.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Agus berharap GESITS bisa memberikan rangsangan positif ke pihak lain untuk menempuh cara yang sama.
"Puluhan seperti GESITS itu yang perlu dibangun di Indonesia. Kebutuhannya 8 juta --pasar sepeda motor dalam negeri-- dan menurut saya sangat feasible untuk diterapkan di Indonesia," kata Agus.