news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ingat, Ini Penyebab Truk dan Bus Sering Kecelakaan, Waspada di Sekitarnya

22 April 2021 15:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi truk tonton yang terlibat kecelakaan dengan bus wisata religi di Tol Pasuruan-Probolinggo, Kilometer (KM) 805. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi truk tonton yang terlibat kecelakaan dengan bus wisata religi di Tol Pasuruan-Probolinggo, Kilometer (KM) 805. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Kasus kecelakaan lalu lintas yang melibatkan truk dan bus, masih jadi pekerjaan rumah yang belum rampung. Malah Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan mencatat, ada tren kenaikan.
ADVERTISEMENT
Bila pada 2018, kecelakaan yang melibatkan truk dan bus menempati posisi 3 dengan kontribusi 8 persen, naik di 2019 menjadi posisi 2 dengan kontribusi 12 persen.
“Kemudian pada tahun 2019, (angka) kecelakaan truk dan bus naik melampaui mobil,” ujar Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setiadi, dalam acara Webinar Sinergi Pemerintah dan Operator dalam Mewujudkan Angkutan yang Berkeselamatan, Selasa (20/4/2021).
Bus pariwisata terperosok ke jurang di Jalan Raya Sumedang-Cibereum, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (10/3). Foto: Bagus Ahmad Rizaldi/ANTARA
Bila mengukurnya sejak 18 tahun silam, kenaikannya saat ini sudah sampai 300 persen. Bila pada 2001 angka kecelakan truk dan bus di Indonesia 10 ribu per tahun, di 2018 menjadi 30 ribu per tahun.
Ini berbanding terbalik, dengan data kecelakaan lalu lintas truk dan bus di Eropa dan Amerika Serikat yang terus menurun. Periode yang sama, mereka berhasil menurunkannya dari 50 ribu per tahun, menjadi di bawah 30 ribu.
ADVERTISEMENT

Penyebab Kecelakaan Truk dan Bus

Terus meningkatnya angka kecelakaan yang melibatkan truk dan bus, tentu disebabkan oleh berbagai hal. Berdasarkan data yang dipaparkan Dirjen Perhubungan Darat, setidaknya ada 5 hal yang sering menjadi penyebab kecelakaan truk dan bus.
Penyebab pertama, yakni adanya speleng pada roda kemudi yang disebabkan kurangnya perawatan pada kendaraan itu sendiri. Budi pun mencontohkan, hal ini jadi salah satu penyebab kecelakaan bus Sempati Star pada 2017 lalu di Medan.
Model lingkar setir bus listrik BYD untuk Transjakarta Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
Selanjutnya, kendaraan yang memiliki over dimension dan over loading (ODOL) juga jadi penyebab kecelakaan lainnya. Ini rupanya juga jadi penyebab kecelakaan yang paling banyak ditemui.
“Saya mendapat laporan dari operator Jasa Marga, sekitar 300 kecelakaan yang terjadi di tol diakibatkan adanya gap kecepatan antara kendaraan ODOL dengan kendaraan kecil. Jadi yang kendaraan ODOL-nya mungkin 30-40, lalu kecepatan mobil kecilnya 90-100 km/jam,” jelas Budi.
Petugas menindak truk yang kelebihan muatan atau over dimension over load (Odol) melintas di jalan tol. Foto: Dok. Joko Setiowarno
ADVERTISEMENT
Permasalahan pecah ban juga jadi salah satu penyebab paling umum dari kecelakaan yang melibatkan truk dan bus. Budi tak menampik, banyak operator truk dan bus yang sering abai terhadap kondisi kelayakan pada ban armadanya.
Lalu penyebab kecelakaan truk dan bus berikutnya, yakni permasalahan rem blong. Khusus penyebab satu ini, umumnya diakibatkan oleh 2 hal, perawatan kendaraan yang tidak maksimal, serta adanya indikasi ODOL.
Kondisi kedua kendaraan usai bertabrakan di Tol Tebing Tinggi, Medan. Foto: Dok. Istimewa
Terakhir ada rangka patah yang juga sering jadi penyebab kecelakaan pada truk dan bus. Khusus permasalahan rangka patah ini, umumnya juga dipicu dimensi dan beban yang berlebih.
Tidak hanya itu, faktor kesalahan pengemudi seperti minimnya pengalaman dan perilaku ugal-ugalan juga jadi salah satu faktor pendukung terjadinya kecelakaan lalu lintas.
ADVERTISEMENT
“Kemarin ada fenomena om telolet, kemudian ada fenomena yang lain, sehingga para pengemudi menjadi terpancing untuk mengikuti permintaan dari masyarakat di sekitarnya dan tentu ini sangat bahaya sekali,” beber Budi.
Kondisi bus yang mengalami kecelakaan dengan truk di Tol Cipularang. Foto: Dok. Polres Purwakarta
Dengan berbagai fakta tersebut, Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan bersama dengan instansi terkait lainnya, telah menyiapkan berbagai langkah untuk mengurangi angka kecelakaan lalu lintas truk dan bus. Mulai dari perbaikan regulasi, peningkatan infrastruktur, edukasi terhadap pengemudi dan operator, hingga penindakan tegas.
***