Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ketika berkendara di jalan tol , biasanya kendaraan dipacu dengan kecepatan yang lebih tinggi. Secara sadar maupun tak sadar pengemudi akan terbuai dengan kondisi jalan tol yang lurus dan mulus. Nah, jika abai akan aturan berpindah lajur yang tepat, bahaya kecelakaan bisa saja terjadi.
Dijelaskan Adrianto S Wiyono, Instruktur Indonesia Defensive Driving Centre (IIDC), berpindah lajur yang benar bukan semata menyalakan lampu penanda sein saja. Dirinya menyebut, pengemudi mobil bisa menerapkan urutan Standar Driving Training (SDT).
1. Lihat spion
Pertama, jangan pernah lalai untuk melihat spion kiri, kanan, dan tengah. Kegiatan ini berfungsi untuk melihat kendaraan lain yang berada di belakang. Nah dari spion ini, kita bisa mengukur jarak aman ketika berpindah jalur.
ADVERTISEMENT
“Ini punya tujuan untuk memastikan tak ada kendaraan di blind spot. Misalkan, ada kendaraan dari belakang melaju dengan kecepatan tinggi dan kita ingin berpindah jalur. Jika asal main berpindah, potensi kecelakaan akan besar,” jelasnya kepada kumparan beberapa waktu lalu.
2. Nyalakan lampu sein
Bila sudah memastikan kondisi belakang atau blind spot aman, jangan lupa menyalakan lampu sein sesuai perpindahan jalur yang diinginkan. Menurut Adrianto, kasus kecelakaan di jalan tol salah satu penyebabnya disebabkan tak adanya komunikasi antara mobil satu dengan yang lainnya.
“Ini sebagai langkah aman kedua. Nyalakan lampu sein sesuai perpindahan jalur, tapi dengan tetap melihat spion. Karena ketika di jalan tol, kita sudah berkendara aman belum tentu pengendara yang lain demikian,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
3. Head check
Terakhir, tak ada salahnya menoleh guna memastikan tak ada kendaraan lain ketika hendak berpindah jalur. Biasanya, menurut Adrianto, hal dilakukan apabila kondisi jalan belakang atau samping tak bisa dijangkau oleh kaca spion.
“Sebuah kendaraan ada yang jarak pandang spion-nya tak luas. Biasanya sisi samping dari spion tak akan menjangkau keseluruhan. Nah, adakan saat lihat spion seperti itu, ketika lihat di spion aman dan main pindah ada kemungkinan nabrak. Makanya perlu yang namanya head check,” paparnya.