Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Namun perlu diingat, modifikasi tersebut ternyata bisa membuat garansi mesin hangus. Musababnya, penggantian part ini dikatakan tak sesuai standar rancang bangun motor.
Senior Technical Advisor PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), Slamet Kasianom mengatakan, penggantian knalpot standar bisa menyebabkan kerusakan jangka panjang.
"Kita bicara rule (aturan) iya bisa menggugurkan garansi mesin. Aktualnya di lapangan, ketika ada kerusakan pemilik mengganti dengan knalpot standar, tapi mekanik sudah tahu melihat dari beberapa ciri," kata Slamet kepada kumparan, Senin (4/1).
Selain rugi karena garansi mesin otomatis hangus, dampak jangka panjangnya adalah kerusakan pada komponen mesin. Selain itu, mengganti knalpot tidak standar juga berpengaruh pada emisi gas buang.
"Di knalpot standar ada penyekat yang berfungsi untuk menahan emisi. Ketika diganti dengan model freeflow otomatis sekat itu tidak ada, dan bahan bakar yang belum sempat terbakar akan terbuang ke alam otomatis hidrokarbon-nya tinggi," kata dia.
ADVERTISEMENT
Berkaitan dengan emisi gas buang, Pemprov DKI Jakarta juga akan menerapkan tindakan pada pengguna motor yang kecepatan kendaraan tak lolos uji emisi.
Seperti dijelaskan Slamet tadi, penggunaan knalpot racing akan memicu kadar hidrokarbon yang tinggi. Otomatis ketika Anda melakukan uji emisi jangan heran jika motor Anda dinyatakan tidak lulus.
"Makanya kita lihat knalpot standar itu ada penyekat atau katalisnya. Fungsinya agar benar-benar menekan emisi," pungkas dia.
Tak selamanya knalpot racing tingkatkan performa
Alasan utama mengganti knalpot racing selain tampilan adalah untuk mengejar performa.'
Namun, dijelaskan oleh Kepala Bengkel Bintang Motor Honda Cinere, Ribut Wahyudi, pemasangan tanpa perhitungan yang tepat justru membuat BBM boros dan penurunan performa.
"Knalpot standar juga sudah bagus kok. Bahkan, kadang ada yang knalpot racing justru tenaganya sama saja atau menurun," ungkap dia.
Senada dengan Slamet, Ribut juga menjelaskan penggunaan knalpot racing untuk motor harian memicu efek rumah kaca yang tinggi.
ADVERTISEMENT
"Ya, dikarenakan flow pembuangan jadi loss tanpa perlu melalui banyak filter dari knalpot ( knalpot standar mementingkan emisi gas buang)," jelas dia.
Sekadar informasi, bagi yang kedapatan motornya tak lolos uji emisi namun masih nekat digunakan di jalanan siap-siap kena tilang Rp 250 ribu sesuai pasal 285 dan 266 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Selain itu penggunaan knalpot racing juga melanggar Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 7 Tahun 2009. Di situ, dikelompokkan bahwa ada ambang batas tingkat kebisingan berdasarkan kapasitas isi silinder mesin:
ADVERTISEMENT
Bagaimana, masih nekat pakai knalpot racing untuk motor harian?