Ingat Lagi, Ini Dampak Penggunaan BBM yang Tak Sesuai Anjuran Pabrikan

19 November 2022 12:19 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepolisian menangkap mobil-mobil yang diduga pakai plat palsu dan tangki yang sudah dimodifikasi untuk bisa beli BBM subsidi di SPBU RE Martadinata, Lemabang, Palembang, Senin (7/11/2022). Foto: Pertamina Patra Niaga
zoom-in-whitePerbesar
Kepolisian menangkap mobil-mobil yang diduga pakai plat palsu dan tangki yang sudah dimodifikasi untuk bisa beli BBM subsidi di SPBU RE Martadinata, Lemabang, Palembang, Senin (7/11/2022). Foto: Pertamina Patra Niaga
ADVERTISEMENT
Harga BBM yang mengalami kenaikan membuat para pemilik kendaraan menggunakan kualitas BBM yang lebih rendah. Namun, cara ini ternyata tak berdampak baik bagi performa mesin.
ADVERTISEMENT
“Sering di sini, menangani keluhan seperti itu. Kok,saya pakai BBM Pertalite dari Pertamax tarikannya jadi lebih berat dan boros konsumsi bahan bakarnya. Itu memang disebabkan pembakaran yang enggak sempurna di dalam ruang bakarnya,” buka Technical Advisor Astra Otoservice Serpong, Murdiono saat ditemui kumparan, Kamis (17/11/2022).
Mesin mobil Hyundai Creta tipe Prime. Foto: Sena Pratama/ kumparan
Menurutnya, mobil-mobil modern sudah memakai mesin kompresi tinggi yang butuh jenis bahan bakar dengan nilai oktan tinggi.
“Pembakaran yang enggak sempurna bisa menghasilkan kerak karbon. Kalau terus menerus dibiarkan, akan menumpuk di ruang bakar. Power mesin bisa menurun dan akan ada detonasi yang bisa merusak mesin entah baret di dinding silindernya kalau jangka panjang, ya,” katanya.
Ilustrasi penumpukkan kerak karbon pada komponen mesin. Foto: Team-BHP.com
Efek negatif lainnya, penggunaan bahan bakar dengan oktan rendah berdampak pada emisi yang dihasilkan. Komponen filter bensin dan fuel pump juga bisa mengalami kerusakan.
ADVERTISEMENT
BBM yang enggak sesuai rekomendasi juga bikin filter bahan bakarnya cepat kotor dan fuel pump-nya jadi rusak. Kan, Pertalite itu kandungan sulfurnya cukup tinggi. Ini akan merembet ke sistem injektor terutama nozzle yang tersumbat sehingga pengabutan bahan bakar tidak sempurna. Efek yang paling terasa mobil jadi brebet atau nyendat-nyendat,” urainya.
Ilustrasi tutup tangki BBM pada mobil. Foto: dok. Istimewa
Murdiono pun membagikan pengalaman perbaikan mobil yang menggunakan BBM yang nilai oktannya tidak sesuai dengan rekomendasi pabrikan. Solusi pertama menggunakan cairan kimia untuk menambah nilai oktan.
“Pertama, kita sesuaikan dulu kandungan oktannya pakai chemical tertentu. Kalau di sini, pakai Bardahl Octane Booster. Bensin yang sudah ditambah bahan itu dipakai sampai habis terlebih dahulu lalu baru diganti dengan yang sesuai nilai oktannya,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, mobil perlu juga mendapat servis injection cleaner. Fungsinya membersihkan pin atau lubang injektor dari residu sisa pembakaran.
“Kalau sudah dibersihkan semua dan masih ada gejala brebet, kita cek filter dan fuel pump bahan bakarnya. Kalau sudah kotor dan rusak biasanya dilakukan penggantian,” ucapnya.
Harga filter dan fuel pump sendiri beragam, tergantung jenis mobilnya. “Kalau model seperti Avanza, harganya sekitar Rp 300 ribu atau Rp 400 ribu. Beda-beda juga soalnya,” pungkasnya.