Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Sebagai satu-satunya komponen yang bersentuhan langsung dengan aspal, ban jadi komponen yang sangat penting pada kendaraan termasuk sepeda motor. Oleh karena itu, pemilik kendaraan wajib merawat dan melakukan pengecekan rutin terhadap kondisi ban agar performa dan kenyamanan tetap terjaga.
ADVERTISEMENT
Namun sayangnya, masih banyak pemilik kendaraan yang abai akan kondisi ban. Bahkan, tak sedikit dari pemilik kendaraan yang tak memperhatikan kondisinya, meskipun itu hanya mengecek tekanan angin.
Dijelaskan Senior Brand Executive & Product PT Gajah Tunggal Tbk, Dodiyanto, setidaknya hampir 68 persen pemilik sepeda motor berkendara dengan ban yang kekurangan tekanan. Selain membahayakan, kebiasaan buruk ini jadi pemicu ban cepat rusak.
“Hasil tes kami bersama Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) menunjukan hampir 68 persen tekanan anginnya kurang (pengguna motor) di parkiran. Jadi enggak heran banyak yang komplain di media sosial kita tentang kualitas ban. Padahal faktor utamanya ada di tekanan angin,” katanya saat dihubungi kumparan, Selasa (24/9).
Berikut efek samping jika berkendara dengan tekanan angin yang kurang menurut Dodiyanto:
ADVERTISEMENT
Tarikan motor berat
Menurut Dodiyanto, ban yang kekurangan angin tentunya tak akan berputar dengan sempurna. Apalagi jika membawa beban yang berat, maka tarikan motor pun akan semakin berat. Tentunya ini akan mengurangi sisi kenyamanan ketika berkendara.
Muncul benjolan pada ban
Sering mengendarai sepeda motor dengan tekanan angin yang kurang juga akan memunculkan benjolan pada dinding atau telapak ban. Menurut Dodiyanto ini disebabkan karena sidewall kurang kuat menahan benturan keras dan lapisan di komponen ban telah rusak.
“Ban itu terdiri dari lapisan trap dengan play. Jadi ketika tekanan angin tidak standar atau kurang dan dipaksa berjalan terus, akan terjadi stress antara lapisan benang (trap & play). Efeknya ya bisa muncul benjolan,” katanya.
ADVERTISEMENT
Ban habis tidak rata
Jika hal ini terjadi pada ban kendaraan Anda, bisa saja salah satu penyebabnya karena kebiasaan tak menggunakan angin sesuai standar. Dodi menyebut, ban yang kempis juga berdampak pada tingkat keausan ban itu sendiri.
“Faktor utamanya karena ban kempis, karena ketika ban kempis bagian ban yang menapak pada aspal biasanya hanya sisi pinggirannya saja. Sementara untuk sisi tengah jika dipakai dalam keadaan kempis dan beban yang berat permukaan tengah ban akan terangkat,” imbuhnya.
Boros BBM
Nah, selain karena faktor mesin yang bermasalah dan menyebabkan konsumsi bahan bakar menjadi boros. Kondisi ban yang kurang angin juga jadi salah satu pemicunya. Ya, ketika ban kurang angin telapak ban yang mencengkram aspal cenderung lebih banyak. Akibatnya, gesekan antara permukaan ban semakin besar. Besarnya gesekan membuat mesin harus bekerja lebih keras sehingga perlu konsumsi bahan bakar lebih banyak.
ADVERTISEMENT
Terakhir, menurut Dodiyanto jika tekanan angin pada ban berlebih juga akan menimbulkan beberapa efek negatif. Ia mengimbau agar tetap mengikuti standar tekanan angin yang dianjurkan oleh pabrikan motor atau ban.
“Sama-sama bahaya, tapi untuk dampak ke ban langsung itu yang kurang angin. Kalau yang terlalu tinggi hanya kenyamanan saja. Misalnya, motor seperti limbung, bumpy, nikung enggak enak. Sebenarnya kita itu bisa ngerasain kok ketika berkendara, cuma kan kebanyakan maksain,” tuturnya.