Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Ingat Lagi, Risiko Mengemudi Tanpa Alas Kaki
28 Februari 2019 11:23 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:03 WIB
ADVERTISEMENT
Alih-alih nyaman, sejumlah orang memilih tanpa mengenakan alas kaki ketika mengendarai mobil. Meski terkesan sepele, kebiasaan ini ternyata sangat tidak dianjurkan.
ADVERTISEMENT
Instruktur dan Pendiri Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu, menjelaskan mengemudi tanpa alas kaki justru berpotensi membuat pengendara lebih cepat lelah pada area kaki.
Saat menginjak pedal --gas, rem, atau kopling-- kaki yang yang mengenakan sepatu dan tanpa alas kaki tentu berbeda. Tekanannya akan lebih besar menggunakan sepatu ketimbang tidak, dan otomatis akan membuat kaki mudah lelah.
“Kalau dilihat dari prosedur keselamatannya, pengendara yang tidak menggunakan alas kaki, baik itu saat menyetir pasti kakinya cepat lelah dan pegal. Ya itu, karena ada tekanan yang harus dikeluarkan lebih,” Jusri menambahkan.
Di samping itu, potensi `terpeleset` saat menginjak pedal juga lebih tinggi. Ini sudah pasti karena ketika mengenakan sepatu, permukaannya lebih kesat dibandingkan permukaan kaki, yang bisa berkeringat.
ADVERTISEMENT
Mencegah Cedera
Jusri mengingatkan, fungsi mengenakan sepatu saat berkendara yang paling penting adalah mencegah terjadinya cedera serius di area kaki.
“Kita tidak berharap terjadinya kecelakaan. Tapi kita antisipasi kejadian terburuk, itu merupakan satu bagian dari preventif keselamatan. Misalnya, terjadi kecelakaan atau kebakaran itu kan kaca-kaca berhamburan. Ketika berhamburan dan berada di lantai, itu akan mencederai kaki-kaki kita. Ini yang harus kita hindari,” tukasnya.
Live Update
Pada 5 November 2024, jutaan warga Amerika Serikat memberikan suara mereka untuk memilih presiden selanjutnya. Tahun ini, capres dari partai Demokrat, Kamala Harris bersaing dengan capres partai Republik Donald Trump untuk memenangkan Gedung Putih.
Updated 6 November 2024, 7:09 WIB
Aktifkan Notifikasi Breaking News Ini