Ingat Mobil Ngebut Terjang Banjir, Bisa Rugi Puluhan Juta

19 Desember 2022 15:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah pengendara berusaha melintasi banjir di jalan Ciledug raya, Jakarta, senin (28/11).  Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah pengendara berusaha melintasi banjir di jalan Ciledug raya, Jakarta, senin (28/11). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Masih banyak pengemudi mobil yang menerobos banjir atau genangan air dengan kecepatan tinggi. Padahal, ini sangat tidak disarankan karena berpotensi merusak mesin.
ADVERTISEMENT
“Saat melewati genangan dengan kecepatan tinggi, akan timbul gelombang air. Ini bisa lebih tinggi dari kedalaman banjir aslinya,” ungkap Kepala Bengkel Auto2000 Cabang Krida Cilandak, Heri Andriyanto saat dihubungi kumparan akhir pekan lalu.
“Dikhawatirkan air akan masuk ke dalam air intake dan menimbulkan water hammer. Ini sangat berbahaya bagi mesin,” sambungnya. Sesuai namanya, air intake punya fungsi memasukkan udara yang akan dicampur dengan bahan bakar ke dalam silinder mesin.
Mesin mobil Hyundai Creta tipe Prime. Foto: Sena Pratama/ kumparan
Udara tersebut akan melalui berbagai bagian mulai dari saringan udara, throttle body, intake manifold kemudian masuk ke silinder mesin melalui kepala silinder.
“Ketika ada air yang lolos dari filter udara meski hanya sedikit, itu bisa berpotensi water hammer. Kenapa? Air itu tidak bisa dikompresi di ruang bakar sehingga yang kalah adalah pistonnya,” urainya.
Mesin dari mobil Bentley Bentayga. Foto: Gesit Prayogi/kumparan
Heri pun menceritakan penangan Toyota Sienta yang terkena water hammer karena pengemudinya ngebut saat melewati genangan air.
ADVERTISEMENT
“Habis Rp 23 juta karena mesinnya harus dibongkar. Blok mesinnya rusak, setang pistonnya bengkok dan patah jadi rugi sekali,” ucapnya.
Selain potensi water hammer, lubang yang tak terlihat oleh pengemudi karena genangan air berpotensi membuat velg mobil menjadi penyok.
“Di Indonesia kan rata-rata jalannya belum bagus ya jadi masih banyak lubang. Kalau banjir dan ngebut terus kena lubang, velg bisa penyok dan rusak. Mobil nanti akan terasa getar karena enggak balance lagi putaran rodanya,” imbuhnya.
Desain velg Toyota Hilux GR Sport. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Getaran yang timbul akibat velg yang penyok bisa merusak komponen lain pada roda seperti bearing hingga suara decitan akan timbul.
“Selain penyok, shockbreaker juga bisa mengalami kerusakan terutama seal-seal-nya kalau lewat banjir ngebut dan menghantam lubang jalan dengan keras,” terangnya.
Ilustrasi Shockbreaker Mobil Foto: dok. Muhammad Ikbal/kumparan
Oleh sebab itu, ia menyarankan pengemudi membawa mobil saat melewati genangan atau banjir dengan kecepatan pelan atau sekitar 20 km/jam dan putaran mesin dalam kondisi konstan.
ADVERTISEMENT
“Jangan sampai berhenti di tengah genangan karena airnya ditakutkan masuk lewat knalpot. Kalau jalan pelan kan masih ada dorongan untuk mencegah air itu masuk,” pungkasnya.