Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Ban menjadi salah satu bagian penting pada sepeda motor. Karena itu, beragam inovasi diciptakan agar komponen yang satu ini memiliki durabilitas tinggi, termasuk cairan anti-bocor.
ADVERTISEMENT
Cairan anti-bocor dapat menunda kebocoran ban ketika tertusuk paku atau benda tajam lainnya. Ini berguna untuk pengendara yang tidak ingin repot menambal ban.
"Cairan anti-bocor mengandung semacam serbuk berwarna hitam yang bisa mengering sehingga menghambat kebocoran ban," kata Rudi, Service Advisor AHASS Bintang Motor Cinere, Kamis (10/10).
Namun, pemakaian cairan anti-bocor pada ban tubeless juga bisa menimbulkan masalah.
Selain dapat mengganggu stabilitas motor saat berakselerasi, cairan anti bocor juga bisa membuat katup atau pentil ban tubeless mampet.
Rudi mengatakan, serbuk pada cairan anti-bocor dapat meninggalkan kerak sehingga bisa membuat pentil mampet.
"Pemakaian cairan anti-bocor diusahakan melihat merek dan kualitasnya," ujar Rudi.
Penggunaan cairan anti bocor, lanjut Rudi, harus dilihat dari segi kebutuhan. Ia tak menyarankan pengendara tidak perlu memakai cairan anti-bocor bila motor dipakai untuk harian, khususnya bagi pekerja.
ADVERTISEMENT
"Kalau kita lagi buru-buru, lalu ban kempes tapi pentil mampet kan susah juga memompanya, harus bongkar pentil dulu. Niatnya cuma pengen nambah angin, tapi harus ganti pentil dan harus tambah biaya bongkar-pasang pentilnya," ucap Rudi.
Untuk itu, bagi pengendara yang memakai cairan anti-bocor disarankan mengecek tekanan angin ban tubeless secara rutin dan menggunakan nitrogen.
"Kalau untuk penggunaan motor setiap hari, usahakan tekanan angin cek seminggu sekali," pungkasnya.