Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Ini Pemahaman yang Keliru Dalam Mengoperasikan Mobil Matik
27 Desember 2018 19:15 WIB
Diperbarui 15 Maret 2019 3:51 WIB

ADVERTISEMENT
Mobil matik menjadi primadona karena menawarkan kepraktisan dan kenyamanan dalam berkendara. Namun, masih banyak pemahaman yang kurang tepat dalam mengoperasikan mobil matik.
ADVERTISEMENT
Contohnya soal penggunaan posisi transmisi ketika mobil berhenti di lampu merah. Ada yang beranggapan sebaiknya diposisikan ke N (Netral) terlebih dahulu agar kerja transmisi tak terbebani. Namun, menurut pemilik bengkel AGS Matik, Agus Mustafa, pemahaman itu tidak sepenuhnya benar.
“Iya itulah nikmatnya menggunakan matik seperti itu, dan dibuat seperti itu. Berbeda dengan manual yang harus injak kopling, dan pindahkan gigi. Matik nilai tambahnya justru di situ, tak perlu pindah-pindah transmisi lagi,” ujar Agus kepada kumparanOTO, Kamis (27/12/2018).

Agus meragukan pihak-pihak yang menyebut bahwa menahan transmisi di D dan menginjak rem bisa merusak transmisi. Sebab, ia yang berkecimpung sebagai teknisi selama lebih dari 30 tahun tak pernah menemukan masalah akibat perilaku tersebut.
ADVERTISEMENT
Jika ada yang bilang rusak, survei-nya dari mana dan berapa mobil yang rusak gara-gara hal seperti itu?,” tanya Agus.
“Bila begitu, akan banyak mobil matik yang belum sampai tiga tahun masuk bengkel dong. Mobil saja saja matik, dengan habit seperti itu usianya saat ini sudah enam tahun, saya nyetir tidak pernah pindah-pindahin gigi, aman-aman saja,” bebernya.
Kunci Penting
Tapi, pria yang karib disapa Pak Haji itu mengingatkan bahwa kunci agar mobil matik tetap sehat adalah rajin-rajin melakukan penggantian oli matiknya. Bahkan dia menyarankan untuk menggantinya lebih awal dari waktu yang ditetapkan pabrikan.
“Jadi kuncinya cuma itu, waktu penggantian olinya harus diperpendek, supaya kualitas olinya tetap bagus. Jadi yang seharusnya 50.000 km menjadi 30.000 km sekali,” kata Agus.
ADVERTISEMENT
“Selain itu, olinya juga harus sesuai dengan spesifikasi yang dianjurkan oleh pabrik saja, jadi jangan pakai yang aneh-aneh, jadi standarnya saja,” ia menambahkan.
Sebelum digunakan, biasakan untuk melakukan inspeksi terhadap beberapa komponen inti. Ini dimaksudkan apakah ada oli yang menetes dan menjadi indikasi terjadinya masalah pada mobil.