Ini yang Bikin Motor Baru Tak Lolos Uji Emisi

29 Agustus 2023 7:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas melakukan uji emisi di Terminal Blok M, Jakarta Selatan, Jumat (25/8/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Petugas melakukan uji emisi di Terminal Blok M, Jakarta Selatan, Jumat (25/8/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
ADVERTISEMENT
Ada fenomena unik saat hari pertama razia kendaraan yang akan diuji emisi, salah satu motor milik pengendara dinyatakan tidak lolos. Padahal menurut pengakuan pemilik, motor tersebut baru ia beli.
ADVERTISEMENT
Tidak terlihat wujud motor apa yang dikendarainya, tetapi kemudian sang pemilik motor mengakui lagi bahwa motornya belum sempat diservis atau dilakukan perawatan rutin. Lantas, mengapa motor baru bisa tak lolos uji emisi?
Service Advisor Yamaha Motor Juanda Wawan Sutawijaya mengungkapkan, banyak faktor yang mempengaruhi sebuah motor tidak lolos uji gas buang sesuai dengan ambang batas yang telah ditentukan.
“Sebenarnya ketika motor itu baru dari pabrik untuk didistribusikan ke diler-diler, sudah melalui serangkaian uji coba termasuk uji emisi,” buka Wawan saat dihubungi kumparan akhir pekan lalu.
Petugas melakukan uji emisi di Terminal Blok M, Jakarta Selatan, Jumat (25/8/2023). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Perihal penyebabnya, Wawan bilang, bisa saja ada modifikasi yang telah dilakukan oleh pemilik motor tersebut. Utamanya pada bagian mekanikal atau area mesin.
“Untuk motor sekarang yang sudah pakai injeksi itu umumnya dilakukan modifikasi pada injektor. Barangkali ada yang kurang puas dengan performa standarnya atau semacamnya, ya,” imbuhnya.
ADVERTISEMENT
Contoh lainnya penggantian knalpot pada motor baru dengan produk aftermarket. Penggantian komponen jalur gas buang tersebut termasuk fatal, sebab bawaan pabrikan biasanya sudah dilengkapi dengan catalytic converter untuk menyaring emisi sisa pembakaran mesin.
“Kemudian bisa saja, penggunaan jenis bahan bakar yang tidak sesuai dengan rekomendasi pabrikan. Kompresi di atas 10 atau 11 itu cocoknya pakai bensin RON 93 atau 95, kalau di bawah itu pembakaran jadi enggak sempurna. Imbas tentunya emisi yang dihasilkan tidak memenuhi yang sudah diuji pabrikan,” jelas Wawan.
Terakhir adalah perawatan rutin atau berkala yang memastikan komponen tetap bekerja dengan prima dan selalu memenuhi standar pabrikan. Komponen seperti filter udara, busi, hingga injektor sangat mempengaruhi keseimbangan pembakaran mesin.
ADVERTISEMENT
“Filter udara juga bisa mempengaruhi, dia kan mengatur suplai masuknya udara ke ruang bakar. Itu kalau kotor, otomatis pasokan oksigen juga berkurang. Ujung-ujungnya pembakaran enggak sempurna karena udara dan bahan bakar yang disuplai tidak berimbang,” pungkas Wawan.
***