Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Para penggugat menyatakan, DFSK Glory 580 bermesin 1.500 cc turbo dan transmisi CVT yang dimilikinya, tidak kuat menanjak di beberapa ruas jalan dan area parkir pusat perbelanjaan.
Lalu apa benar mobil matik CVT tak kuat nanjak ? Mari ulas bersama Hermas Efendi Prabowo, penggawa bengkel spesialis mobil matik, Worner Matic.
Hermas mengamini mobil matik CVT tak kuat menanjak. Tapi ada alasannya, bukan karena kerusakan komponen atau cacat produksi.
Menurutnya komponen transmisi CVT khusus mobil keluaran terbaru dirancang ringkas, dan ringan untuk mengejar kenyamanan berkendara serta efisiensi BBM dalam kondisi jalan mendatar.
Sehingga boleh dibilang ketika menemukan jalan menanjak, performanya berkurang. Kemampuan CVT yang ringkas dan ringan tersebut kurang sanggup melahap jalanan menanjak.
ADVERTISEMENT
Jadi begini teknisnya. Proses distribusi tenaga dari mesin ke sistem penggerak transmisi CVT, memanfaatkan proses perubahan dua diameter pulley yang digerakkan oleh sabuk baja.
Dalam kondisi normal, proses distribusi tenaga memanfaatkan perubahan rasio pulley primer dan sekunder yang berlawanan. Prosesnya harus seimbang, jika pulley primer mengecil maka pulley sekunder harus lebih besar.
"Begitu tidak tercipta keseimbangan (tidak ada distribusi tenaga), akan terjadi selip karena tegangan belt-nya itu berkurang. Biasanya ditemukan pada kondisi umum menanjak apalagi saat stop and go," jelas Hermas kepada kumparan, Sabtu (5/12).
Harusnya papar Hermas, biar mobil matik CVT kuat nanjak, diameter pulley dibuat lebih besar lagi, sehingga masih ada 'napas' panjang putaran mesin mengejar torsi.
Namun yang ada sekarang diameter pulley disebut Hermas kecil dan punya bobot ringan, yang membuat kemampuan transmisi untuk meneruskan tenaga ke roda penggerak terbatas.
ADVERTISEMENT
"Logika sederhananya seperti itu, begitu tapaknya lebih panjang (diameter pulley dibuat besar), sabuk baja akan mencengkeram lebih banyak dan kemampuannya lebih baik. Kalau ingat dulu Honda Jazz generasi pertama atau Nissan X-Trail itu pulley CVT-nya ternyata besar. Bobotnya berat bisa 20 kg tapi bikin kuat nanjak," lanjut Hermas.
Lalu bagaimana dengan CVT Tiptronic, bukannya bisa menjaga perputaran pulley tetap pada rasio rendah saat memposisikan gigi satu?
Hal tersebut dibenarkan oleh Hermas. Namun tetap saja ketika menanjak dan putaran mesin sudah tinggi, torsinya tidak tercapai lantaran terjadi selip.
"Apalagi saat bebannya berat, nanjak, bawa penumpang penuh, AC nyala, enggak akan sanggup pasti," katanya.
Soal turbo, bukannya bisa menambah tenaga? Memang bisa, tapi ingat, turbo bekerja pada rentang putaran mesin tertentu dan ideal pada jalan mendatar. Kondisinya pun sama saat menanjak, ketika turbo aktif, tetap saja tenaga tak bisa diteruskan ke penggerak karena kerja CVT yang terbatas.
Intervensi sistem sebagai proteksi komponen selalu dalam kondisi prima
Gejala mobil matik CVT tak kuat menanjak juga bisa jadi dari sistem mobilnya. Hermas menambahkan, apabila saat digas mobil tak bergerak menanjak dan terasa tersendat-sendat, kemungkinan besar adalah teknologi untuk mencegah selip.
ADVERTISEMENT
"Jadi ada beberapa produsen mobil memberikan proteksi itu, sehingga ketika mau selip komputer akan mengurangi tenaga, putaran mesinnya enggak naik. Intinya sistem mengurangi power sehingga enggak bisa nanjak," katanya.
Solusi mobil matik CVT kuat nanjak
Papar Hermas supaya kuat nanjak di ruas jalan atau parkiran mal, pastikan mobil sudah punya ancang-ancang yang jauh biar ada momentum pengisian tenaga dan torsi. Artinya hindari stop and go, terlebih pada tanjakan yang curam.
Lebih dari itu, konsumen juga diminta lebih memahami kemampuan mobilnya. Cari tahu bagaimana sistem transmisinya bekerja.
"Kita harus cerdas memilih mobil sesuai peruntukannya," tutupnya.