Inreyen Mobil Baru, Fakta atau Mitos?

23 Maret 2018 18:54 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi membeli mobil (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi membeli mobil (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
ADVERTISEMENT
Membeli mobil baru orang biasanya terdorong untuk menjajal kemampuan maksimal kendaraan roda empatnya ini. Memacu laju kendaraan dan kemampuan rem pun menjadi yang paling sering dilakukan.
ADVERTISEMENT
Meski begitu rupanya sebagian orang kadang ragu untuk melakukan hal ini karena terkendala dengan periode masa uji alias inreyen atau juga biasa disebut masa break-in. Periode ini kurang lebih bisa disebut sebagai masa di mana kendaraan melakukan penyesuaian dan biasanya ada pada kisaran 1.000 km pertama.
Pada periode ini start dengan gas penuh, memacu kendaraan, pengereman kasar, menggunakan transmisi tinggi pada kecepatan rendah, serta melaju dengan kecepatan tunggal sebaiknya dihindari. Cukup masuk akal jika alasannya memang mobil dalam periode penyesuain.
Diler Mitsubishi di Bekasi (Foto: MMKSI)
zoom-in-whitePerbesar
Diler Mitsubishi di Bekasi (Foto: MMKSI)
Meski begitu hal yang berbeda justru diutarakan Agus Mustafa, Pemilik Bengkel AGS Automatic Jakarta.
"Kalau mobil zaman sekarang mah ga masalah langsung dipakai seperti biasa (tidak memerhatikan inreyen)," sebut dia.
ADVERTISEMENT
"Soalnya secara sistem mesinnya pasti udah di tes dengan rpm tinggi sebelum dikirim ke konsumen," tambah pria yang juga merupakanTechnical Support Auto 2000 ini.
Dia juga menyebutkan faktor teknologi pada kendaraan juga berpengaruh. Dengan kebanyakan mesin kendaraan yang mengusung VVT-i dewasa ini tekanan oli pada kendaraan tidak lagi membutuhkan penyesuaian di awal.
Jadi kamu yang ingin langsung menjajal performa mobil kamu tidak perlu takut lagi akan semacam ini. Tapi tetap ingat tentang safety dalam berkendara yah.