Insentif Mobil Baru Bikin Aktivitas Pabrik dan Supplier Menggeliat

20 Juli 2024 6:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengunjung melihat kendaraan di pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 di ICE-BSD City, Tangerang, Rabu (17/7). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pengunjung melihat kendaraan di pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 di ICE-BSD City, Tangerang, Rabu (17/7). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penjualan mobil nasional pada Mei 2024 masih terkoreksi dibanding periode yang sama tahun lalu. Mengacu data Gaikindo, distribusi mobil turun 13,3 persen. Sejumlah pihak pun pesimistis pasar roda empat nasional bisa lebih baik dari tahun sebelumnya.
ADVERTISEMENT
“Penjualan kita anjlok karena ada beberapa poin. Pertama adalah krisis ekonomi bukan hanya di Indonesia, tapi di dunia. Itu memengaruhi daya beli dari masyarakat Indonesia dan itu menurun,” kata Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi.
Di samping itu, interest rate juga naik signifikan dan berpengaruh terhadap penjualan mobil nasional. “Naik hampir 90 persen. Penjualan mobil kita (mayoritas) melalui leasing company dan itu yang membuat menjadi agak berat,” imbuhnya.
Kondisi pelemahan rupiah dan kondisi politik di awal tahun juga mempengaruhi. “Kalau kita lihat mulai dari bulan Mei-Juni sudah mulai membaik kembali penjualan sudah sekitar 70.000 lebih. Mudah-mudahan dengan adanya GIIAS ini dan juga kita masih menunggu beberapa insentif yang lagi kita diskusikan dengan pemerintah,” papar Nangoi.
ADVERTISEMENT
Ketua I Gaikindo Jongkie Sugiarto menyatakan perlu ada insentif untuk membuat pasar otomotif dalam negeri kembali menggeliat.
Ia menyarankan pemerintah kembali memberikan bebas PPnBM untuk model-model yang diproduksi secara lokal dengan TKDN tertentu. Di samping itu, pemerintah juga perlu mengkaji untuk memberikan insentif bagi mobil hybrid.
“Gunanya apa, supaya harganya lebih terjangkau dan pabrik-pabrik kita jalan lagi, baik pabrik mobilnya maupun pabrik komponennya,” kata Jongkie.
Sebab berkaca pada pengalaman PPnBM DPT pada masa COVID-19, justru memberikan dampak positif bagi pasar otomotif dalam negeri dan meningkatkan pendapatan dari pemerintah.
“Satu saya tambahkan bahwa kami tidak meminta uang kepada pemerintah. Justru kita akan meningkatkan pendapatan pemerintah jika volumenya meningkat karena yang dihapus atau yang dikurangi hanya PPnBM saja. Sedangkan PPN tetap dibayar, BBnKB, tetap dibayar. PKB juga dibayarkan. Jadi dengan meningkatkan volume penjualan maka meningkat pula dari pajak-pajak yang lain,” pungkas Jongkie.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, industri otomotif memiliki peran signifikan dalam perekonomian nasional. Di mana sektor ini didukung lebih lebih dari 26 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat dengan total kapasitas produksi 2,35 juta unit per tahun.
Industri otomotif menyerap 38 ribu tenaga kerja langsung dan 1,5 juta orang bekerja di rantai pasok otomotif dari tier 1 hingga 3.