Irak Jadi Sasaran Baru Suzuki Carry Buatan Cikarang
PerbesarADVERTISEMENT
PT Suzuki Indomobil Motor (SIM) bakal mengekspor Suzuki Carry ke Irak per November 2021. Ini menambah deretan negara Timur Tengah yang dirambah pabrikan berlambang 'S'.
ADVERTISEMENT
“Kemarin kami baru selesai dapat approval untuk melakukan ekspor ke Irak. Jadi 2 bulan lalu sudah approve, dan ini akan segera berjalan ekspor ke Irak,” beber Production Planning Control Assistant Department Head PT SIM, Apriyanto beberapa waktu lalu.
Pada tahap awal, kata Apriyanto, pihaknya baru akan mengirimkan sebanyak puluhan unit Suzuki Carry ke Irak.
“Dalam tahap awal di tahun ini kami baru akan mengirimkan 20 unit. Harapannya ini akan terus bertambah ke depannya,” beber Apriyanto.
Adapun unit Carry yang dikirim tersebut merupakan unit pikap yang mirip seperti yang dipasarkan di Indonesia.
Laris di Timur Tengah
Pemilihan kawasan Irak terhadap negara tujuan ekspor dari New Carry pikap ini, tentu bukan tanpa alasan. Sebab saat ini, Carry pikap memang jadi yang paling banyak diekspor oleh Suzuki ke kawasan Timur Tengah.
ADVERTISEMENT
“Hampir semua mobil yang kami kirim ke Timur Tengah itu New Carry. Bisa dibilang hampir 100 persen ekspor kami ke Timur Tengah itu New Carry,” ucap Head of 4W Export PT SIM, Domu Arisanto.
Lebih lanjut, menuturkan, mayoritas New Carry di pasar Timur Tengah dijadikan sebagai mobil kargo untuk logistik, pertanian, hingga peternakan.
Untuk negara tujuan Carry di Timur Tengah, saat ini meliputi Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Kuwait, Irak, Bahrain, Oman, dan Qatar. Mengacu pada data ekspor Gaikindo, hingga September 2021, tercatat ada 160 Carry pikap yang dikapalkan menuju Timur Tengah.
Tambah 3 negara di 2022
Setelah menambah negara tujuan ke Irak, rencananya pada 2022 Suzuki juga akan menambah 3 negara tujuan ekspor, yakni Sudan, Lebanon, dan Paraguay.
ADVERTISEMENT
Ketiga negara tujuan ekspor selanjutnya itu sebenarnya awalnya ditargetkan dapat dimulai pada tahun 2021, hanya saja karena situasi pandemi COVID-19 yang masih belum stabil, membuat realisasi tersebut harus tertunda ke 2022.
“Seperti yang sudah kita ketahui bersama, karena adanya COVID-19 ini, ada pembatasan barang dan orang untuk keluar masuk. Jadi memang ada keterbatasan untuk masuk, ya ini mau nggak mau harus kita adjust,” jelas Apriyanto.
Kendati mengalami penundaan, Apriyanto optimis rencana penambahan negara tujuan ekspor ke Sudan, Lebanon, dan Paraguay itu bisa direalisasikan pada awal 2022.
“Harapannya sih tahun ini kami bisa selesaikan ya di fiskal year sampai Maret 2022. Ya harapannya juga tidak ada lagi peningkatan kasus COVID-19 semoga ini bisa cepat direalisasikan,” tutup Apriyanto.
ADVERTISEMENT
***
