Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.99.1
4 Ramadhan 1446 HSelasa, 04 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Jangan Asal Beli, Ini Bedanya Sepeda Listrik dan Motor Listrik
20 Maret 2023 8:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Pemerintah telah mengatur perbedaan spesifikasi teknis dan peruntukkan sepeda listrik dan sepeda motor listrik.
ADVERTISEMENT
Meski sama-sama punya dua roda dan motor penggerak, keduanya tak bisa disamakan. Supaya jelas bedanya, kami simplifikasi menjadi sepeda listrik dan motor listrik .
Marketing Communication PT Selis Retail Indonesia, Romeldo Christian mengungkapkan pembeda antara sepeda dan motor listrik terletak pada kapasitas baterai dan keluaran tenaga dinamo listriknya.
“Sepeda listrik dirancang untuk kecepatan rendah di bawah 25 km/jam maka motor penggeraknya yang dipakai punya keluaran daya yang rendah juga. baterainya juga kecil kapasitasnya," ujarnya kepada kumparan beberapa waktu lalu.
"Sementara, kecepatan motor listrik itu kan di atasnya sepeda listrik bisa 50 km/jam lebih. Jadi,keluaran tenaga dinamonya lebih besar dan butuh baterai yang besar,” lanjutnya.
Secara regulasi, penggunaan sepeda listrik tertuang dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 45 Tahun 2020 tentang Kendaraan Tertentu dengan Menggunakan Penggerak Motor Listrik.
ADVERTISEMENT
Pasal 1 Ayat 7 menjelaskan sepeda listrik merupakan kendaraan tertentu yang punya dua roda dan dilengkapi peralatan mekanik motor penggerak.
Kemudian di Pasal 3 Ayat 2 diatur lagi bahwa sepeda listrik harus memenuhi persyaratan keselamatan:
Lebih lanjut pengendara sepeda listrik wajib menggunakan helm, lalu usia paling rendah 12 tahun, dan tidak boleh mengangkut penumpang kecuali ada tempat duduk penumpang secara bawaan dari pabrik.
Pengguna juga dilarang memodifikasi daya untuk meningkatkan kecepatan. Sebab hal itu akan menyalahi soal batas kecepatan maksimum sepeda listrik.
Perihal penggunaan, bagi pengendara usia 12-15 tahun wajib didampingi orang dewasa, dikendarai di lajur khusus atau kawasan tertentu, hingga di trotoar bila memadai. Perlu diingat sepeda listrik tidak boleh digunakan di jalan umum maupun jalan raya.
Lanjut ke motor listrik, aturannya mengacu Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 44 Tahun 2020 tentang Pengujian tipe Fisik Kendaraan Bermotor dengan Motor Penggerak Menggunakan Motor Listrik.
ADVERTISEMENT
Dalam aturan, motor listrik bisa dioperasikan di jalan raya, tetapi harus memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan, berupa pengujian tipe oleh Kementerian Perhubungan.
“Peraturannya ini kan sangat berbeda. Kalau punya sepeda listrik enggak perlu STNK hingga BPKB. Sementara, kalau motor listrik itu perlu seperti kita beli motor konvensional yang pakai bensin,” ujarnya.
Nah, bila punya motor listrik tanpa STNK dan BPKB, itu bisa dianggap bodong di jalanan. Pemiliknya bisa dikenakan denda tilang oleh polisi sebab melanggar Pasal 280 UU No. 22 Tahun 2009 dengan denda sebesar Rp 500 ribu atau kurungan paling lama 2 bulan.
Usia minimal pengguna motor listrik paling rendah 17 tahun dan wajib memiliki SIM C. Pemiliknya juga boleh melakukan modifikasi, seperti penambahan kapasitas baterai dengan menggunakan slot yang tersedia.
ADVERTISEMENT
“Motor listrik juga harus uji tipe dan uji lain-lainnya di Kementerian Perhubungan sebelum dipasarkan. Kalau sepeda kan hanya diuji oleh pabrik saja. Ujinya itu meliputi perangkat elektronikanya, alat pengisian dayanya sampai ke baterainya juga,” pungkasnya.