Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Setiap pabrikan sudah merekomendasi jenis bensin yang cocok untuk kendaraan buatannya. Harus diingat pemilihan jenis bahan bakar bukan cuma asal pilih atau yang memiliki oktan tinggi saja.
ADVERTISEMENT
Tak jarang pemilik kendaraan mengisi bahan bakar dengan oktan yang lebih tinggi dari rekomendasi. Anggapannya agar tarikan mesin menjadi lebih enteng dan juga bertenaga.
Lantas, apa efek dari penggunaan BBM beroktan tinggi, apakah benar bisa mendongkrak performa atau justru bikin mesin mengalami kerusakan?
Senior Technical Advisor PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), Slamet Kasianom menjelaskan, menggunakan BBM tak sesuai saran pabrikan atau lebih tinggi ruang bakar secara terus menerus justru menimbulkan efek samping.
"Oktan semakin tinggi memang bensin akan semakin susah juga untuk dibakar. Artinya butuh panas yang lebih tinggi, waktu pengapian menjadi tambah maju, dan akhirnya tidak bisa terbakar dengan sempurna," kata Slamet kepada kumparan, Kamis (10/12).
Kotoran hitam pada ruang bakar tadi, lanjut Slamet, dikarenakan efek dari sisa bahan bakar yang tidak terbakar kemudian mengendap menjadi kerak karbon di ruang bakar.
ADVERTISEMENT
"Misalnya kita naik motornya kencang terus dan perjalanan jauh mungkin memang lebih bagus oktan tinggi. Tapi untuk harian relatif kerja mesin tidak berat dan tak panas enggak perlu pakai oktan tinggi, sudah cukup pakai Premium atau Pertalite," ungkap dia.
Efek lain
Selain ruang bakar yang menjadi kotor, Slamet juga mengatakan ada efek lain dari penggunaan BBM beroktan tinggi, salah satunya kebocoran klep.
"Klep juga bisa bocor, lalu misalnya komponen piston ada karbon itu bisa membara dan timbulnya pembakaran dini atau yang disebut detonasi," pungkasnya.
Ada juga istilah lain yakni lean burn engine atau dalam bahasa bengkel pembakaran yang kering. Kata Slamet ini juga disebabkan oleh penggunaan bensin beroktan tinggi atau yang tak sesuai dengan kompresi mesin.
ADVERTISEMENT
"Misalnya lean, motor akan menjadi lebih panas dan bisa terjadi overheat," kata dia.
Mengacu laman The Burning Platform, maka penyesuaian perbandingan kompresi mesin dengan nilai oktan bahan bakar sebagai berikut: