Jangan Asal Nyelonong, Pemotor Lewat Rel Kereta Tanpa Palang Harus Berhenti Dulu

Pengendara motor melintas di perlintasan kereta api tanpa palang pintu di kawasan Petamburan. Foto: ANTARA FOTO/Galih Pradipta

Perlintasan rel kereta tanpa palang kembali jadi sorotan. Seorang ibu di Sidoarjo, Jawa Timur harus meregang nyawa akibat tertabrak kereta yang melintas ketika sedang mengendarai motor.

Korban berinisial G (55 tahun) warga Desa Tenggulunan, Kecamatan Candi saat itu tengah mengendarai motor Honda Vario. Naas, ketika melewati rel, bertepatan juga kereta commuter melintas.

"Pas mau di perlintasan kereta api diteriaki saksi 1 bahwa ada kereta lewat tetapi tidak dengar, langsung tertabrak kereta commuter Jenggala dari arah timur seketika di perlintasan KA tanpa palang pintu," terang Kapolsek Candi, Kompol Soegeng Prajitno.

Menanggapi hal tersebut, Director Training Safety Defensive Consultant (SDCI) Sony Susmana tak menampik, perlintasan kereta tanpa palang kerap mengelabui pengendara motor.

Jalur setapak Kereta tanpa palang pintu Foto: Paulina Herasmaranindar/kumparan

“Ini masalah kebiasaan pengendara di Indonesia, ya. Tapi saya coba merasakan sebagai pengendara motor juga, momen seperti itu kadang ada rasa malas untuk ngerem istilahnya nanggung lah, ya,” ujar Sony saat dihubungi kumparan (7/4).

Sony menambahkan, perlintasan kereta sebidang membuat tidak sedikit pengendara mengabaikan potensi bahayanya. Asumsinya adalah suara kereta yang melintas akan terdengar, bila tidak, maka kereta kemungkinan dalam posisi yang jauh, sehingga yang terjadi adalah para pengguna jalan termasuk pemotor asal melintasinya.

Perlu diketahui, ada yang namanya refraksi atau pembiasan suara. Pada siang hari, gelombang suara akan bergerak ke atas menjauhi bumi, karena suhu atmosfer lebih panas. Sifat gelombang suara bergerak lebih cepat di suhu panas. Ini yang menyebabkan suara kereta samar-samar di kejauhan.

Perlintasan kereta api tanpa palang Duri Kosambi. Foto: Rizki Mubarok/kumparan

Beda halnya ketika malam hari. Posisi kereta yang jauh pun bisa terdengar, karena gelombang suara bergerak menuju permukaan bumi, sehingga pada malam hari suara kereta lebih terdengar keras.

“Coba kita lihat kalau ada lintasan rel itu paling lebarnya tidak sampai dua meter, karena itu kita jadi kurang waspada. Tidak mau memeriksa kondisi sekitar sebelum benar-benar menyeberang,” jelasnya.

Lebih lanjut Sony mengimbau kepada setiap pengendara, bila menemui kondisi serupa baiknya untuk berhenti sejenak serta melihat kanan dan kiri sebelum hendak menyeberang.

“Pastikan berhenti dua meter sebelum rel. Apalagi kita pakai helm, belum tentu bisa dengar ada suara kereta yang datang. Pokoknya jadikan kebiasaan,” pungkas Sony.

***