Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Jangan Diabaikan, 3 Hal yang Bikin Transmisi CVT Mobil Matik Enggak Rewel
25 Juli 2022 17:42 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Penggunaan transmisi otomatik berjenis CVT kini semakin banyak ditemukan pada mobil-mobil baru yang dipasarkan di Indonesia. Perpindahan giginya yang lebih halus dibandingkan transmisi otomatik konvensional jadi alasan bagi beberapa merek untuk mengadopsi transmisi CVT.
ADVERTISEMENT
Hanya saja, tidak jarang banyak orang beranggapan perawatan transmisi CVT jauh lebih sulit dan mahal dibandingkan transmisi otomatik konvensional. Lantas, benarkah demikian?
Menjawab hal itu, Technical Service Division Executive Coordinator PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Bambang Supriyadi, mengatakan sebenarnya tidak ada perbedaan signifikan antara perawatan transmisi otomatik dengan CVT.
"Di transmisi otomatik ini, yang paling krusial itu oli sebenarnya, baik itu yang CVT atau AT konvensional. Itu oli berpengaruh sangat besar, satu secara speknya, kemudian yang kedua jumlahnya, yang ketiga ini ada hal-hal yang mempengaruhi nggak, misalnya kaya kotoran. Kalau yang ketiga itu bisa diminimalkan, maka bisa panjang usia perawatan transmisi CVT itu sendiri," terang Bambang.
Lebih lanjut, Bambang membeberkan khusus poin pertama, yakni spek oli, apabila selalu menggunakan oli CVT yang sesuai dengan spesifikasi rekomendasi pabrikan, maka potensi kerusakan pun jadi lebih minim.
ADVERTISEMENT
"Secara spesifikasi, beda oli CVT dan AT biasa. Jadi tidak boleh oli AT dimasukkan ke transmisi CVT," tambah Bambang.
Lalu untuk poin kedua, Bambang pun mengingatkan agar para pemilik mobil selalu memperhatikan jumlah oli transmisi melalui dipstick. Pastikan volume oli transmisi selalu dalam batas normal dan tidak kurang atau lebih.
Adapun jumlah volume yang dibutuhkan saat mengganti oli transmisi, yakni hanya sekitar 2 liter.
"Maintenance juga cuma setiap 80 ribu kilometer ganti 2 liter saja. Tidak perlu di-flushing. Jadi cukup ganti 2 liter setiap 80 ribu kilometer atau 4 tahun. Flushing itu hanya perlu dilakukan saat misal ada indikasi kotoran yang masuk atau dia habis overhaul. Kalau dia dari baru nggak pernah ada masalah, itu tidak perlu flushing," beber Bambang.
Berikutnya untuk poin ketiga, yakni terkait indikasi kebocoran, sebenarnya masih berkaitan poin kedua. Ya, apabila saat dilakukan pengecekan volume transmisi terindikasi kurang atau kotor, maka patut dicurigai adanya indikasi kebocoran.
ADVERTISEMENT
"Di dalam itu sudah ada saringannya sebenarnya, jadi kalau di dipstick itu memang kelihatan bersih, nggak ada bercak-bercak friksi kotoran, itu artinya bersih. Tapi kalau ada indikasi kotor atau berkurang, sebaiknya segera diperiksa dan diperbaiki," ujar Bambang.
Apabila 3 hal itu selalu diperhatikan, sambung Bambang, maka perawatan transmisi otomatik CVT tidaklah sulit dan mahal. Dengan memperhatikan 3 hal tersebut, secara otomatis juga akan membuat usia pakai transmisi tersebut jadi lebih panjang.
***