Jangan Nyalakan Lampu Hazard, Ini Etika Berkendara di Kondisi Hujan Deras

18 Maret 2022 17:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi penggunaan lampu hazard saat hujan Foto: dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi penggunaan lampu hazard saat hujan Foto: dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Pengemudi diimbau lebih berhati-hati ketika berkendara saat hujan. Kondisi jalanan menjadi licin, kemudian jarak pandang menjadi terbatas, sehingga pengemudi wajib waspada.
ADVERTISEMENT
Nah, bagi Anda yang belum tahu apa saja hal tersebut dan masih kurang paham, berikut kumparan sajikan etika sekaligus tips aman mengemudi mobil di saat hujan.

Kurangi kecepatan

Pada saat hujan mengguyur, pengemudi disarankan tidak memacu mobil dengan kecepatan tinggi. Sebab, dengan kondisi jalanan yang basah, mampu memicu terjadinya aquaplaning.
Aquaplaning dipicu ketika mobil melaju dengan kecepatan tinggi pada saat hujan. Ketika melalui genangan air, mobil gagal menapak dengan sempurna, sehingga mobil tergelincir dan pengemudi kehilangan kendali penuh.
Ilustrasi berkendara saat hujan. Foto: REUTERS/Carlo Allegri
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana mengatakan, pada saat mobil mengalami aquaplaning, sudah dapat dipastikan kemungkinan besar mengalami kecelakaan. Pada saat itu, pengemudi sudah kehilangan kendali mobil.
“Kurangi kecepatan setidaknya 20 km/jam, misalnya di jalanan kering kecepatannya 60 km/jam, jadinya 40 km/jam. Memang terlihat lebih pelan, tetapi lebih aman,” jelasnya beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT

Wajib menjaga jarak

Selain mengurangi kecepatan, pengemudi juga wajib menjaga jarak dengan kendaraan yang berada di depan. Terlebih lagi pada saat kondisi hujan yang lebat sehingga jarak pandang menjadi sangat terbatas.
Sony menjelaskan, mengingat jarak pandang yang terbatas, pengemudi mau tidak mau harus menyesuaikan dengan kondisi tersebut guna menghindari kecelakaan yang tak diinginkan.
“Menyesuaikan jarak pandang kita dengan kecepatan kendaraan, tujuannya supaya kita bisa bereaksi sesuai dengan kemampuan,” ucapnya.
Dengan menjaga jarak, bisa memberikan pengemudi kesempatan untuk melakukan manuver apabila kendaraan di depannya melakukan pengereman mendakak.

Hindari penggunaan lampu hazard

Penggunaan lampu hazard masih menjadi salah kaprah yang sering dilakukan oleh para pengemudi di tengah hujan deras.
Ilustrasi lampu hazard. Foto: dok. Istimewa
Sebab, lampu hazard hanya diperuntukkan pada situasi darurat saja, seperti mobil mengalami masalah hingga mogok atau kecelakaan. Artinya, penggunaan lampu hazard saat hujan sangat tidak disarankan.
ADVERTISEMENT
Penggunaan lampu tersebut pada saat hujan deras bisa saja menimbulkan persepsi yang salah di mata pengemudi lain akibat jarak pandang yang sangat terbatas. Hal tersebut akan menimbulkan potensi kecelakaan, terutama di jalan tol.
“Sebaiknya menyalakan lampu kabut saja, karena peruntukannya juga seperti itu,” tutur Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), Jusri Pulubuhu.
Nah, dengan tips ini, diharapkan mampu membantu pengemudi agar lebih berhati-hati ketika berkendara disaat musim hujan seperti ini.