Jangan Percaya Data Konsumsi Bahan Bakar Hasil Uji Laboratorium

26 Maret 2018 10:40 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bensin  (Foto: THINKSTOCK)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bensin (Foto: THINKSTOCK)
ADVERTISEMENT
Pabrikan kendaraan selain berlomba-lomba menawarkan kenyamanan dan desain kendaraan yang futuristik, juga menghadirkan kendaraan dengan konsumsi bahan bakar yang efisien.
ADVERTISEMENT
Namum apa jadinya bila efisiensi konsumsi bahan bakar yang diklaim pabrikan ternyata berbeda cukup signifikan dibanding penggunaan pengendaranya selama sehari-hari?
Mengacu data yang dirilis Carly (sebuah aplikasi untuk memantau kondisi mobil), ada perbedaan konsumsi bahan bakar yang disebut produsen mobil dengan kenyataan di lapangan.
Carly mengumpulkan data konsumsi bahan bakar lebih dari 1 juta kendaraan di dunia dalam periode 12 tahun antara tahun 2004 samapi 2016.
Motor1 melansir, perbedaan paling tinggi dan signifikan terjadi pada tahun 2016. Pada periode itu mobil dengan mesin Diesel disebut mengonsumsi 75 persen lebih banyak bahan bakar dibanding informasi yang diberikan pabrikan.
Artinya, ada kekeliruan informasi yang dikeluarkan oleh pabrikan terkait konsumsi bahan bakar kendaraan yang diproduksi. Carly menjelaskan, ada konflik kepentingan dibalik publikasi informasi efisiensi bahan bakar oleh produsen. Untuk apa? Tentu saja agar penjualan mobil semakin laris.
ADVERTISEMENT
“Strategi pengurangan konsumsi bahan bakar oleh pabrikan ternyata berbanding terbalik, karena produsen menguji cobanya pada sebuah laboratorium bukan pada penggunaan sehari-hari ,” jelas Avid Avini, salah seorang Pendiri Carly.
Uji emisi mobil diesel di Jerman (Foto: dok. Reuters/Michaela Rehle)
zoom-in-whitePerbesar
Uji emisi mobil diesel di Jerman (Foto: dok. Reuters/Michaela Rehle)
Selain itu, Avini juga menjelaskan pabrikan seperti sulit memprediksi konsumsi bahan bakar karena perbedaan unsur-unsur yang mendasar seperti gaya berkendara, kondisi jalan dan lingkungan.
“Ukuran konsumsi bahan bakar kendaraan menjadi hal penting bagi konsumen untuk memutuskan pembelian sebuah mobil, meskipun sulit bagi produsen untuk memprediksi konsumsi bahan bakar karena sangat tergantung pada gaya mengemudi tiap individu,” jelasnya.
Hal ini dapat dirasakan saat setiap kali melihat informasi pada panel instrumen. Biasanya data hasil konsumsi 100 km/liter atau konsumsi bahan bakar real time yang ditampilkan akan berbeda bila menerapkan pembuktian konsumsi bahan bakar lewat metode full to full, dan inilah yang sedang diungkap oleh Carly.
ADVERTISEMENT
Carly merilis pernyataan tersebut enam bulan setelah Uni Eropa mengeluarkan jenis emisi baru pada model mobil-mobil keluaran tahun anyar. Didesain untuk memberikan angka konsumsi bahan bakar yang lebih representatif, uji Worldwide-harmonized Light-vehicle Test Procedure (WLTP) menggantikan tes New European Driving Cycle (NEDC) yang hanya berbasis laboratorium.
Bentuk pengujian terbaru ini dapat diterapkan pada Agustus 2018 mendatang, meskipun begitu otoritas Uni Eropa masih menginjinkan penggunaan NEDC hingga awal tahun 2019.