Jangan Sembarangan Modifikasi Tali Pengikat Helm

15 Mei 2019 13:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Chin strap helm yang bisa diganti dengan baru Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
zoom-in-whitePerbesar
Chin strap helm yang bisa diganti dengan baru Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
ADVERTISEMENT
Helm tentunya jadi piranti keselamatan utama setiap pengendara motor. Bentuknya juga beragam, dan banyak aksesori yang bisa ditambahkan pada pelindung kepala itu.
ADVERTISEMENT
Salah satunya yang menjamur adalah tali pengikat atau chin strap model double D ring. Jenis tali pengikat yang satu ini jamak ditemukan pada helm-helm berbanderol tinggi, atau biasa dikenakan para pebalap.
Lewat mekanisme simpul, double D ring dipercaya lebih aman. Karena ketika tertarik, ikatannya menjadi lebih kencang, alhasil membuat helm tidak mudah terlepas dari kepala.
Kondisi helm setelah dicuci Foto: dok. Muhammad Irfan Lubis
Jenis tali pengikat tersebut memang lebih baik dibandingkan model quick release menggunakan microlock lewat penguncian plastik bergerigi dan besi. Akibat pemakaian, gerigi plastik bisa aus dan akibatnya chin strap mudah lepas.
Karena alasan itulah, tidak sedikit pemotor yang ingin memodifikasi tali pengikatnya yang sebelumnya berupa quick release menjadi mekanisme double D ring.
Namun, Executive Director RSV Helmet, Richard Ryan menyebut, hindari segala jenis modifikasi tali pengikat helm, apalagi tidak memahami cara pemasangannya.
Kondisi helm setelah dicuci Foto: dok. Muhammad Irfan Lubis
Memang sih dengan modal Rp 25 ribu (harga chin strap double D ring di pasaran), nuansa helm premium bisa terasa, tapi tidak untuk keamanan dan keselamatannya.
ADVERTISEMENT
“Sebaiknya sih jangan ya (ganti tali pengikat helm), sebenarnya yang harus diperhatikan itu cara pasangnya, kan enggak ditanam seperti dibuat dari pabrik,” ujarnya kepada kumparan beberapa waktu lalu.
Jelasnya, chin strap pengganti ada yang cara pemasangannya harus mengubah struktur dari batok itu sendiri dengan cara mengebornya. Kemudian sebagai penguncinya, menggunakan semacam paku yang batangnya dibengkokkan.
Kondisi busa helm sebelum dicuci Foto: dok. Muhammad Irfan Lubis
Belum lagi soal material chin strap aftermarket yang belum teruji kualitasnya. Risikonya, bisa mudah terputus atau terlepas dari sistem penguncinya apabila mengalami benturan yang keras.
“Apalagi setelah terpasang, tidak ada pengujian lebih lanjut talinya kuat apa enggak ya kan, paling ditarik tangan, enggak pakai mesin dengan ketentuan tertentu,” tambahnya.
Adapun, cara terbaik untuk dapat memanfaatkan sistem keselamatan ini adalah dengan memboyong helm yang sudah tersedia chin strap model double D ring. Di pasaran pun sudah mudah ditemukan, mulai dari helm open face sampai full face dengan banderol mulai dari Rp 300 ribuan.
ADVERTISEMENT