Jokowi Resmikan Pabrik Baterai Mobil Listrik Pertama di Indonesia

3 Juli 2024 11:34 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Jokowi meresmikan Hyundai-LG Indonesia Green Power di Karawang, Jawa Barat, Rabu (3/7). Foto: Nadia Riso/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi meresmikan Hyundai-LG Indonesia Green Power di Karawang, Jawa Barat, Rabu (3/7). Foto: Nadia Riso/kumparan
ADVERTISEMENT
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pabrik baterai mobil listrik pertama di Indonesia milik PT Hyundai LG Indonesia (HLI Greenpower Indonesia) di Karawang, Jawa Barat, Rabu (3/7/2024).
ADVERTISEMENT
Jokowi berharap realisasi pembangunan dan aktivitas fasilitas pabrik baterai mobil listrik pertama dan terbesar di Asia Tenggara itu dapat menempatkan Indonesia sebagai pemain penting pemasok ekosistem mobil listrik dunia.
“Kita memiliki sumber daya alam yang melimpah tetapi berpuluh tahun hanya kita ekspor dalam bentuk raw material (mentah) yang tidak memiliki nilai tambah. Tapi material semakin hari semakin habis,” kata Jokowi di Karawang, Jawa Barat.
Presiden Jokowi meresmikan Hyundai-LG Indonesia Green Power di Karawang, Jawa Barat, Rabu (3/7). Foto: Nadia Riso/kumparan
Terwujudnya fasilitas pabrik sel baterai mobil listrik, Jokowi bilang berkat usaha dari Executive Chairman Hyundai Motor Group Euisun Chung yang sudah berani menginisiasi pengembangan infrastruktur kendaraan listrik di dalam negeri sejak 2019.
“Saya menghargai investasi Rp 20 triliun dari pabrik mobil Hyundai kemudian sangat menghargai grand package ekosistem baterai listrik yang terintegrasi, yang kita resmikan hari ini yaitu konsorsium antara Hyundai dan LG dengan investasi Rp 160 triliun yang akan diselesaikan secara bertahap,” jelasnya.
Presiden Joko Widodo usai peresmian HLI Green Power, Karawang. Foto: Nadia Riso/kumparan
PT HLI Greenpower Indonesia merupakan perusahaan patungan antara PT Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution. Pabrik ini menempati lahan seluas 330 ribu meter persegi di kawasan industri Karawang New Industry City (KNIC).
ADVERTISEMENT
Proses pembangunannya memakan waktu kurang dari tiga tahun sejak ground breaking pertamanya pada September 2021 silam.
Mega proyek ini menelan biaya investasi USD 3,2 miliar, yang merupakan bagian dari investasi ekosistem baterai listrik terintegrasi dengan total nilai USD 9,8 miliar.
“Saya yakin bahwa kompetisi kita dengan negara-negara lain akan bisa kita menangkan. Karena tambangnya ada di sini, nikelnya ada di sini, tembaganya ada di sini. Ada smelter, masuk prekusor, dan masuk ke EV battery, pabrik mobilnya ada di sini juga. Semuanya terintegrasi dalam sebuah ekosistem, siap yang bisa menghadang kita kalau kondisinya sangat kompetitif seperti itu,” pungkas Jokowi.