Jokowi: Sekarang Beli Mobil Harus Inden

15 April 2021 10:57 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo mencoba salah satu produk mobil keluaran pabrik mobil Esemka di Boyolali, Jawa Tengah. Foto: Dok. Agus Suparto
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo mencoba salah satu produk mobil keluaran pabrik mobil Esemka di Boyolali, Jawa Tengah. Foto: Dok. Agus Suparto
ADVERTISEMENT
Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) resmi membuka pameran Indonesia International Motor Show (IIMS) 2021 yang kali ini digelar secara hybrid. Dalam sambutannya, ia berharap industri otomotif bisa segera bangkit dari pandemi COVID-19.
ADVERTISEMENT
“Kami ingin industri otomotif segera bangkit setelah diterpa pandemi COVID-19. Segera mempekerjakan lebih banyak lagi tenaga kerja serta ikut menggerakkan industri UMKM dan menaikkan ekspor kita ke negara-negara lain,” kata Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Kamis (15/4).
Industri otomotif, yang menjadi salah satu penggerak ekonomi, kata Jokowi, harus segera akselerasi. “Karena di sini banyak pelaku usaha dalam negeri dari hulu hingga hilir. Keterlibatan UMKM dalam rantai pasok juga perlu ditambah. Tentu saja yang paling penting adalah peningkatan jumlah tenaga kerja dari masyarakat lokal,” imbuhnya.
Sementara itu, pemerintah pun berupaya untuk menciptakan iklim investasi yang menarik dengan adanya UU Cipta Kerja dan Indonesia Investment Authority.
Booth Wuling di IIMS Hybrid 2021. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
“Ini diharapkan memberikan kemudahan dan kepastian ke investor. Kami juga relaksasi pajak untuk mendongkrak penjualan dan daya beli untuk mendorong adanya permintaan dan bisa menggerakkan industri otomotif kita,” paparnya.
ADVERTISEMENT

Waspada

Sementara itu, Jokowi juga mengutip laporan IHS Markit yang memperlihatkan bahwa Purchasing Manager Index (PMI) sudah berada di angka 53 persen. “Kalau dari BI sudah ada di angka 55, padahal sebelum pandemi itu 51. Ini menunjukkan ada lompatan naik di atas normal,”
Namun, ia menginstruksikan para pelaku industri untuk tetap waspada. Jangan sampai tren positif ini justru kembali terganggu dengan angka COVID-19 yang kembali naik.
“Banyak negara lain yang sudah turun dan anjlok angkanya, tapi karena enggak hati-hati melompat lagi. Ini yang harus diwaspadai,” tutupnya.