Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Jonan: Masa Depan Indonesia di Kendaraan Listrik
10 November 2018 23:03 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Saat mengunjungi sebuah stasiun pengisian baterai ABB di Dalmine, Italia Utara, Sabtu (10/11) waktu setempat, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan , berpendapat bahwa Indonesia tak boleh ketinggalan soal kendaraan listrik.
“Saya percaya mobil listrik adalah masa depan transportasi berbasis jalan raya di dunia dan juga masa depan Indonesia,” kata Jonan.
Menurut Jonan, kendaraan listrik bisa menjadi formulasi untuk menjawab sejumlah persoalan. Pertama, adalah mengurangi emisi gas buang dari kendaraan bermotor. “Sekurang-kurangnya melokalisir daerah-daerah yang polusinya tinggi, seperti di kota-kota besar,” paparnya.
Kendati demikian, Jonan pun mengamini bahwa mayoritas atau sekira 56 persen Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) masih mengandalkan batu bara sebagai bahan bakarnya.
ADVERTISEMENT
“Akan kami kurangi pelan-pelan (pembangkit listrik berbasis batu bara),” imbuhnya.
Selain berdampak pada lingkungan, penerapan kendaraan listrik juga mampu mengurangi ketergantungan terhadap Bahan Bakar Minyak (BBM). Sebab, Jonan memaparkan, tingkat konsumsi tak sebanding dengan produksi.
“Kami berusaha mengurangi impor minyak atau BBM baik minyak mentah atau minyak jadi. Kenapa? produksi Indonesia sekarang 800 ribu barel per hari (brh) dan naik menjadi 1-2 juta juta brh di kemudian hari, tapi kami yakin pertumbuhan konsumsi BBM kalau tidak diganti makin lama juga makin tinggi. itu yang kedua,” paparnya.
Ketiga, Jonan pun mendorong sejumlah stakeholder untuk menciptakan industri kendaraan listrik di dalam negeri. Perlu adanya regulasi terkait bea masuk dan perpajakan yang bisa mendorong industri kendaraan listrik.
ADVERTISEMENT
“Karena dunia sudah bergerak industri 4.0 sudah lari, makanya kita juga harus mengembangkan kendaraan listrik ini secepat mungkin,” tutup Jonan.