Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Fungsinya bisa dihidup-matikan sesuai kondisi. Caranya pun mudah, ada yang berupa kenop putar seperti pada Toyota Avanza, atau tuas geser maupun tombol yang dipencet.
Hanya saja fitur yang satu ini kerap diabaikan pemilik mobil. Dalam artian, sistem dibiarkan tidak ada udara luar yang masuk ke mobil.
Alasan utamanya satu, biar kualitas udara kabin tetap bersih. Maklum, debu maupun asap kendaraan di jalanan jadi biang keladinya.
"Fungsinya memang untuk sirkulasi udara keluar masuk, idealnya udara di sekitar harus bagus belum berpolusi seperti di negara-negara maju," terang Dealer Technical Support PT Toyota Astra Motor (TAM), Didi Ahadi saat dihubungi kumparan, Senin (10/2).
"Namun di Indonesia sulit, polusi bisa masuk membuat enggak nyaman," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Lalu kapan waktu terbaik sirkulasi udara mobil sebaiknya diaktifkan? Soal ini Didi menganjurkan tergantung kebutuhan maupun kondisi lingkungan.
"Biasanya di negara maju (ditutup) jika memasuki terowongan karena kualitas udaranya kurang bagus. Di Indonesia bisa saja saat parkir, sehingga udara tidak terlalu panas di kabin," tambah Didi.
Penjelasan Didi ada benarnya, pengemudi juga dapat membuka lubang sirkulasi, manakala melintasi jalanan perbukitan maupun pegunungan seperti di puncak. Tentunya untuk merasakan udara segar khas dataran tinggi.
Tapi perlu diingat, setelah membiarkan udara masuk, sebaiknya sistem pertukaran udara jangan lupa untuk ditutup. Ini untuk menjaga cara kerja sistem pendingin kabin agar tetap optimal.
"Dibiarkan terus-menerus bisa menyebabkan filter udara kabin mobil cepat kotor," pungkas Didi.
ADVERTISEMENT