Kawasaki KLX150 dan W175 Tak Terdampak Krisis Semikonduktor

13 Juni 2022 11:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kawasaki Motor Indonesia, Abdul Muis Jakarta. Foto: Sena Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Kawasaki Motor Indonesia, Abdul Muis Jakarta. Foto: Sena Pratama/kumparan
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan dua jenama roda dua asal Jepang lainnya seperti Honda dan Yamaha yang menemui kendala pada produksinya akibat kelangkaan chip semikonduktor. Kawasaki justru mengeklaim bahwa mereka tidak terlalu terdampak isu tersebut.
ADVERTISEMENT
“Kebetulan produk yang menjadi volume maker kami saat ini seperti KLX150 series dan W175 series tidak memakai semikonduktor karena masih menggunakan karburator dan speedometer analog,” kata Head Sales & Promotion PT Kawasaki Motor Indonesia (KMI), Michael C. Tanadhi belum lama ini.
Adapun, penjualan sepeda motor Kawasaki secara nasional didominasi oleh segmen produk motor trail sebesar 60 persen. Sisanya, lebih banyak pada segmen sport seperti Kawasaki Ninja series.
Meski begitu, Michael menambahkan, walaupun produksi motor Kawasaki terhambat karena krisis chip semikonduktor itu lebih kepada produk yang telah menggunakan teknologi canggih seperti sistem rem dengan ABS.
Kawasaki W175 TR. Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
“Saat ini Ninja ZX-250R yang satu-satunya kena (masalah krisis) semikonduktor karena modul ABS-nya yang kena, itu vendornya dari Jepang, untuk speedometer kebetulan enggak. Non-ABS juga inden, hanya saja waktunya lebih pendek sebulan,” paparnya.
ADVERTISEMENT
Krisis semikonduktor memang menjadi polemik industri manufaktur dunia sejak tahun 2021 lalu, jadi tidak hanya terjadi pada industri otomotif.
Chip semikonduktor punya fungsi serta peran penting pada kendaraan anyar yang telah dilengkapi dengan sistem dan perangkat elektronik yang semakin canggih dan kompleks.
Penyebab kelangkaan chip semikonduktor ini pun beragam, mulai dari ketidakmampuan produksi pabrik semikonduktor untuk mengimbangi pemenuhan kebutuhan chip yang meningkat selama pandemi yang dimulai tahun 2020.
Belum lagi masalah krisis yang tengah melanda di beberapa negara yang memiliki peran penting dalam pembuatan chip semikonduktor.
***