Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kemenperin Wajibkan Mobil Diesel Pakai Teknologi SCR, Ini Respons APM
30 Desember 2021 13:18 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian berencana akan mengeluarkan kebijakan baru bagi mobil Diesel , baik itu kendaraan penumpang pribadi, kendaraan penumpang umum, maupun kendaraan niaga .
ADVERTISEMENT
Menurut Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, kebijakan yang dimaksud itu, yakni dengan mewajibkan seluruh mobil bermesin Diesel untuk mengadopsi teknologi SCR atau Selective Catalytic Reduction.
“Nanti dan sekarang ini sedang dirumuskan oleh Dirjen ILMATE, bahwa kami akan mengeluarkan satu kebijakan untuk kendaraan-kendaraan berbasis Diesel atau berbasis bahan bakar solar, itu dia wajib hukumnya untuk mengaplikasikan teknologi yang disebut dengan SCR,” ucap Agus Gumiwang dalam acara Kemenperin Media Gathering Akhir Tahun 2021 yang digelar pada, Rabu (29/12/2021).
Lebih lanjut, kata Agus, penerapan kebijakan penggunaan SCR itu bertujuan untuk mengurangi emisi gas buang kendaraan Diesel, khususnya yang berkaitan dengan NOX atau nitrogen oksida.
“Dengan device yang kecil dan tidak mahal, dia (SCR) bisa mengurangi 80 persen dari NOX. NOX ini sangat berbahaya bagi lingkungan,” sambung Agus Gumiwang.
ADVERTISEMENT
Fungsi dan cara kerja SCR
Adapun SCR sendiri merupakan sebuah alat yang berfungsi mengontrol emisi gas buang kendaraan bermesin diesel melalui sebuah alat katalis yang akan bertugas mereduksi NOX yang berasal dari hasil pembakaran mesin diesel.
Untuk mereduksi NOX tersebut, SCR akan mengandalkan sebuah cairan khusus yang disebut DEF atau Diesel Exhaust Fluid. Cairan itu selanjutnya akan berubah jadi amonia yang selanjutnya akan bekerja memecah nitrogen oksida menjadi nitrogen, air, dan karbondioksida.
“Device-nya (SCR) kecil dan device-nya itu akan diletakkan di muffler (knalpot), jadi memang khusus mesin-mesin berbasis Diesel atau solar,” beber Agus.
Belum ada sosialisasi
Menanggapi rencana itu, salah satu merek otomotif yang dikenal akan produk-produk mobil dan truk diesel-nya, yakni Isuzu angkat bicara.
ADVERTISEMENT
Marketing Division Head PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI), Attias Asril menuturkan pihaknya baru mengetahui terkait rencana kebijakan Kemenperin tersebut.
Attias mengaku cukup kaget dan belum bisa berbicara banyak terkait rencana itu. Sebab, menurutnya saat ini pihaknya serta mayoritas merek otomotif yang memiliki kendaraan Diesel sedang berfokus menghadapi penerapan Euro4 yang akan mulai diimplementasikan pada April 2022.
“Saya sulit menanggapinya karena belum mendengar detailnya termasuk pertimbangan-pertimbangan pemerintah untuk penerapan ini. Yang pasti, saat ini sedang kami pelajari dan menunggu arahan pemerintah seperti apa, karena sepemahaman kami penggunaan SCR ini untuk standar emisi Euro 6. Sementara kita baru akan implementasi Euro 4 untuk Diesel per 7 April 2022,” terang Attias.
Namun, apabila benar pemerintah berencana akan menerapkan kebijakan tersebut dalam waktu dekat, dirinya mengaku membutuhkan waktu terlebih dahulu untuk mempelajari dampak dan hal lain dari penggunaan SCR tersebut pada kendaraan Diesel.
ADVERTISEMENT
Senada dengan Isuzu, Hyundai yang juga memiliki banyak line up mobil Diesel, seperti Staria, Palisade, dan Santa Fe, mengaku belum bisa banyak berkomentar terkait wacana kebijakan tersebut.
Product Expert PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), Bonar Pakpahan bahkan mengaku baru mengetahui adanya rencana kebijakan penggunaan SCR tersebut.
“Terima kasih informasinya, saat ini saya belum bisa berkomentar banyak. Saya akan diskusi dulu dengan internal kami. Karena sepengetahuan saya, aturan aplikasi SCR yang sudah ada saat ini itu masih dalam konteks pengurangan emisi gas buang untuk alat-alat industri,” jawab Bonar saat dihubungi kumparan, Rabu (29/12/2021).
Tak berbeda jauh dengan Isuzu dan Hyundai, merek otomotif lainnya, seperti Toyota, Mitsubishi, dan Mitsubishi Fuso juga enggan memberikan komentarnya terkait hal tersebut. Mayoritas dari mereka mengatakan baru mengetahui adanya rencana penerapan SCR tersebut pada kendaraan bermesin diesel.
ADVERTISEMENT
***