Kenali 3 Gejala Kerusakan Mobil Matik dan Cara Mencegahnya

1 Januari 2021 11:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Desain tuas transmisi Toyota Kijang (Innova) generasi kelima Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Desain tuas transmisi Toyota Kijang (Innova) generasi kelima Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
ADVERTISEMENT
Mobil bertransmisi otomatik kini mulai banyak digemari masyarakat, khususnya yang tinggal di kota-kota besar yang punya lalu lintas padat seperti Jakarta.
ADVERTISEMENT
Pengoperasiannya yang mudah karena tak perlu menginjak pedal kopling saat perpindahan gigi, jadi alasan utamanya. Dibalik pengoperasiannya yang mudah, mobil matik juga bisa mengalami kerusakan, khususnya bagi mobil yang sudah berusia cukup lawas.
Adapun, jenis dan gejala kerusakan pada mobil matik, banyak macamnya. Namun dari sekian banyak jenis kerusakan, ada 3 yang ternyata sering dialami oleh para pemilik mobil matik.

1. Tarikan berat

Ilustrasi pedal mobil matik Foto: Shutterstock
Kepala Bengkel Auto2000 HR. Muhammad, Surabaya, Jawa Timur, Yusuf Bahtiar, mengatakan gejala kerusakan pertama yang sering dikeluhkan oleh pemilik mobil matik, yakni penurunan performa pada mobil matiknya akibat tarikan yang menjadi berat.
"Sudah dilepas pedal rem, sudah di posisi D, tapi mobil tidak mau meluncur atau kurang meluncur dan perlu dibantu pedal gas," jelas Yusuf dalam acara Tanya Bengkel bersama Auto2000, Kamis (31/12).
ADVERTISEMENT
Kondisi itu, kata Yusuf, disebabkan oleh performa dan tekanan oli yang menurun akibat efek pompa atau lemahnya solenoid pada gearbox matik.

2. Perpindahan gigi yang menghentak

Ilutrasi transmisi mobil matik Foto: Istimewa
Gejala kerusakan kedua yang sering dialami pemilik mobil matik, yakni perpindahan gigi yang keras atau menghentak. Sama seperti gejala pertama, kondisi ini juga bisa disebabkan menurunnya performa dan tekanan oli matik.
"Terkadang bisa juga karena tercampur sedikit air, mungkin ketika kita habis menerjang jalanan yang banjir cukup tinggi dan di durasi yang lama," ujar Yusuf.

3. Mobil tidak mau maju atau mundur

Toyota Kijang (Innova) generasi kelima Foto: Bangkit Jaya Putra/kumparan
Terakhir, gejala kerusakan yang sering dikeluhkan pemilik mobil matik, yaitu mobil yang sulit atau bahkan sudah tidak mau maju dan mundur, meskipun tuas transmisi sudah diposisikan di posisi D atau R.
ADVERTISEMENT
"Biasanya ini kondisi transmisi sudah aus dan waktunya dilakukan overhaul," terang Yusuf.

Pentingnya perawatan dan penggantian oli secara berkala

Karena itu, lanjut Yusuf, perawatan rutin setiap 6 bulan sekali pada transmisi matik penting dilakukan. Untuk melakukan pemeriksaan total, termasuk mengecek kualitas dan kuantitas oli transmisi.
"Matik itu kuncinya ada di oli transmisi. Jadi gantilah oli transmisi secara berkala. Bila perlu, lakukanlah flushing untuk menguras oli secara keseluruhan," beber Yusuf.
Ilustrasi kuras oli matik Foto: dok. istimewa
Penggunaan spesifikasi oli yang sesuai dengan anjuran pabrikan, juga penting untuk diperhatikan. Sebab bila tidak sesuai, justru bisa memperpendek usia transmisi matik itu sendiri.
"Ada yang tipenya Dexron III, T4 dan WS. Demikian juga pada kendaraan yang bertransmisi CVT, pastikan oli yang digunakan adalah oli khusus CVT," ucap Yusuf.
ADVERTISEMENT
Dengan melakukan berbagai langkah perawatan itu, lanjut Yusuf, maka potensi kerusakan pada transmisi matik pun dapat diminimalisir.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)